INFOGRAFIK: Ragam Hambatan MotoGP Mandalika 2024
Ajang balap MotoGP Seri Mandalika 2024 akan digelar pada 27-29 September mendatang. Ini merupakan kali ketiga Sirkuit Mandalika menjadi tuan rumah ajang balap motor ini, sejak pertama kali diselenggarakan di tanah air pada 2022.
Namun, penyelenggaraan kali ini menghadapi sejumlah hambatan. Salah satu persoalannya adalah pembayaran biaya komitmen (hosting fee) senilai Rp231 miliar. Hingga saat ini belum ada pihak yang membayarnya kepada Dorna Sports S.L. sebagai pemegang hak komersial dari MotoGP.
InJourney Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN yang mengelola Sirkuit Mandalika, masih mengupayakan pembayaran biaya komitmen tersebut. Troy Reza Warokka, Direktur Komersil ITDC, mengakui akui akan meminta keringanan dari pihak Dorna Sports.
“Kami terus bekerja untuk mendapatkan dukungan sumber hosting fee ini. Bisa dibayar sebelum race atau setelah race, tidak ada masalah dari pihak Dorna Sports,” kata Troy pada 18 September seperti dikutip dari Antara.
Pada 2022 biaya komitmen penyelenggaraan MotoGP Mandalika adalah sebesar Rp143 miliar dan seluruhnya dibayarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Namun, pembayaran tersebut menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena dinilai bukan tugas pokok dan fungsi dari Kemenparekraf.
Alhasil, pada 2023, Kemenparekraf hanya memberikan Rp78,8 miliar atau 44% dari total biaya komitmen sebesar Rp178 miliar dalam bentuk aktivasi Wonderful Indonesia. Sementara sisanya, dibayarkan oleh ITDC.
Selain masalah biaya komitmen, minimnya penjualan tiket juga menjadi persoalan. Hingga 18 September tiket terjual ajang balap motor ini mencapai 45 ribu, padahal target dari penonton MotoGP Mandalika tahun ini adalah 110 ribu orang.
Masalah akomodasi juga jadi sorotan. Banyak warganet yang mengeluhkan harga tiket pesawat dari Jakarta ke Mandalika yang cenderung lebih mahal dibandingkan tiket pergi ke Sepang Malaysia.
Bukan hanya tiket pesawat, tetapi harga penginapan di sekitar Sirkuit Mandalika juga dikeluhkan lebih mahal ketimbang harga penginapan di sekitar Sirkuit Sentul. Bahkan keluhan ini juga datang dari Lucy Wiryono, mantan pembawa acara MotoGP di salah satu televisi swasta nasional.
“Balapan ini untuk orang kaya. Mayoritas penggemar memilih Sepang karena jauh lebih murah. Ironis,” tulis Lucy di X 15 September lalu.