Biaya Berobat Meroket Bisa Kuras Isi Dompet

Uji Sukma Medianti
Oleh Uji Sukma Medianti - Tim Publikasi Katadata
11 Maret 2025, 11:23

Inflasi medis di Indonesia terus meroket. Hal ini dapat dilihat dari naiknya biaya pengobatan baik yang sifatnya menular maupun tidak menular.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat adanya kenaikan biaya pengobatan penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara tahunan.

“Di tahun 2022, pembiayaan untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sekitar Rp 626 miliar. Lalu naik di tahun 2023 menjadi Rp 1,3 triliun” kata Ali Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan, beberapa waktu lalu.

Selain DBD, kenaikan biaya pengobatan juga terjadi pada penyakit kronis antara lain jantung, kanker, stroke, gagal ginjal dan thalasemia. Hal ini menyebabkan biaya klaim BPJS Kesehatan membengkak.

Kenaikan biaya kesehatan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari fenomena inflasi medis secara global. Namun begitu, inflasi medis dalam negeri menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan tiga negara lain di ASEAN yakni Malaysia, Singapura dan Thailand.

Dengan adanya inflasi medis, tidak menutup kemungkinan terjadi penyesuaian Premi asuransi kesehatan berdasarkan peninjauan berkala terhadap inflasi medis untuk menjaga keberlanjutan Manfaat Asuransi Kesehatan.

Lantas, apa yang harus dilakukan masyarakat?

Lakukan penghitungan ulang prioritas keluarga dan rencanakan proteksi kesehatan keluarga yang memiliki biaya paling sesuai. Selain nilai Premi, pertimbangkan juga:

  1. Manfaat lengkap meliputi Pra Rawat Inap, Rawat Inap, Pasca Rawat Inap, dan Perawatan Lanjutan.
  2. Jaringan Rumah Sakit menyeluruh di Indonesia dan jangkauan hingga seluruh dunia berdasarkan Plan.
  3. Nilai lebih yang ditawarkan Produk seperti konsep penetapan Premi untuk Tahun Pertanggungan berikutnya (Fair Pricing), layanan bebas biaya untuk opini medis, dan penawaran khusus lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut terkait:

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami