5 Jenis-jenis Penelitian Ini Bakal Mempermudah Penulisan Karya Ilmiah
Bagi Anda yang sedang menempuh masa pendidikan dari sekolah menengah hingga kuliah. Pasti sudah tidak asing lagi dengan kegiatan tulis menulis makalah. Tugas makalah tersebut merupakan implementasi dari penelitian yang sudah dikerjakan.
Secara definisi penelitian merupakan salah satu cara untuk mengembangkan atau memajukan sebuah sistem. Sistem yang dimaksud adalah sebuah tatanan atau pengetahuan yang sudah ada. Misalnya, ada pengetahuan tentang berolahraga membuat tubuh lebih sehat.
Hasil dari penelitian tersebut nantinya akan ditindaklanjuti untuk membuktikan dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Melalui penelitian, kita bisa mencari tahu variabel apa yang nantinya bisa diubah sehingga bisa mengembangkan pengetahuan tersebut.
Sebagai karya ilmiah, penelitian memiliki cakupan yang teramat luas, hal ini karena penelitian bisa dilakukan pada semua bidang ilmu, mulai dari ilmu ekonomi, kesehatan, teknologi dan lain-lain. Penelitian ini juga bisa menggunakan metode yang berbeda-beda, maka dari itu penelitian dibagi menjadi beberapa macam. Secara garis besar, penelitian digolongkan menjadi dua penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Di bawah ini akan dibahas lebih lanjut tentang penelitian.
Mengenal Sejarah Penelitian
Proses penelitian sejatinya sudah dimulai berabad-abad lalu. Salah satu catatan menunjukkan, adanya proses penelitian dimulai pada tahun 1577. Secara istilah, penelitian adalah istilah yang berasal dari bahasa Prancis Tengah, yaitu recherche yang mempunyai arti pergi mencari. Istilah recherche sendiri berasal dari Perancis Kuno, sebuah kata yang berasal dari ‘re’ dan ‘cerchier’ yang berarti pencarian.
Istilah penelitian kemudian tiba di Indonesia dan masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Adapun maknanya adalah penyelidikan atau pemeriksaan yang cermat, terutama penyelidikan atau eksperimen yang ditujukan untuk penemuan sebuah fakta, merevisi teori yang terdahulu atau hukum yang diterima berdasarkan fakta baru, atau penerapan praktis dari hal tersebut.
Salah seorang akademisi di Indonesia, Soerjono Soekanto, memiliki definisi bahwa penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berdasarkan pada suatu analisis dan konstruksi yang harus dilakukan dengan sistematis, metodologis dan konsisten yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu kebenaran.
Jenis-jenis Penelitian
Setelah mempelajari asal-usul penelitian dari luar negeri hingga tiba di Indonesia, kini menyimak mengenai jenis-jenis penelitian. Berikut jenis-jenis penelitian yang dilansir dari situs Gramedia.com:
1. Penelitian Kualitatif
Jenis penelitian ini memiliki deskriptif, dan penelitian ini lebih cenderung menggunakan analisis. Dalam penelitian kualitatif proses dan makna lebih banyak ditonjolkan dengan menggunakan landasan teori sebagai panduan untuk fokus pada penelitian berdasarkan fakta yang ada di lapangan.
Peran dari landasan teori teramat penting demi menambahkan gambaran umum secara luas mengenai latar penelitian dan sebagai bahan sebuah pembahasan dari hasil penelitian. Penelitian kualitatif memiliki objek penelitian yang cukup terbatas. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus ikut serta dalam kondisi atau peristiwa yang diteliti, hal ini karena hasil dari penelitian kualitatif membutuhkan analisis yang mendalam dari peneliti.
Ada sejumlah metode yang bisa dipakai dalam penelitian kualitatif, yaitu metode fenomenologi, metode grounded theory, metode etnografi, metode studi kasus, dan metode narrative research. Metode narrative research adalah metode penelitian di mana si peneliti melakukan sebuah studi pada seseorang untuk mendapatkan data dari sejarah perjalanan kehidupannya.
Metode fenomenologi adalah metode di mana peneliti akan mengumpulkan data-data dengan observasi dari partisipan untuk mengetahui fenomena yang esensial dari para partisipan dalam pengalaman hidupnya. Sedangkan metode grounded theory adalah metode di mana peneliti menggeneralisasi objek yang diamati secara induktif, atau berinteraksi berdasarkan pandangan dari para partisipan yang diteliti.
Sedangkan metode etnografi adalah metode di mana peneliti akan melakukan studi pada budaya dalam suatu kelompok dan melalui observasi serta wawancara. Untuk metode studi kasus adalah metode yang digunakan untuk memahami atau mendalami suatu alasan dari sebuah kasus yang terjadi, kasus ini bisa menjadi dasar untuk digunakan dalam riset selanjutnya.
2. Penelitian Kuantitatif
Berikutnya dalam jenis-jenis penelitian adalah kuantitatif. Penelitian ini melakukan investigasi secara sistematis untuk meneliti sebuah fenomena dengan cara mengumpulkan data-data yang bisa diukur menggunakan ilmu statistik, matematika dan komputasi. Penelitian kuantitatif memiliki tujuan untuk mengembangkan teori hipotesis yang memiliki kaitan dengan fenomena-fenomena alam.
Dalam konsep penelitian kuantitatif, pengukuran adalah yang menjadi pusat penelitian. Hal ini karena hasil pengukuran dapat membantu untuk melihat adanya hubungan antara pengamatan empiris dengan hasil dari data-data. penelitian kuantitatif juga mempunyai tujuan untuk membantu menemukan hubungan antara variabel yang ada dalam sebuah populasi.
Berdasarkan buku Metode Penelitian karya Prof. Dr. A. Muri Yusuf, disebutkan ada metode-metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif. Metode komparatif adalah metode di mana digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara variabel yang diteliti. Metode ini menerapkan kemampuan manipulatif sehingga data yang dihasilkan akan bersifat objektif dan akurat. Metode juga dilakukan sealami mungkin, sehingga perbedaan variabel akan terlihat jelas.
Sementara itu, metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penelitian untuk menyampaikan fakta dengan cara mendeskripsikan dari apa yang diperoleh. Peneliti cukup menuliskan laporan pandangan mata, dengan menggambarkan subjek dan objek yang sedang diteliti.
Selain kedua metode di atas, ada juga metode korelasi. Metode korelasi adalah metode yang memiliki tujuan untuk menggambarkan lebih dari dua hasil penelitian. Metode ini lebih bagus untuk digunakan dalam membandingkan persamaan atau perbedaan sehingga hasil penelitian bisa lebih jelas. Metode korelasi lebih cocok untuk digunakan dalam penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui titik tolak penelitian yang jelas.
3. Penelitian Eksperimen
Seperti namanya, penelitian eksperimen adalah penelitian yang bersifat coba-coba. Apabila dirunut istilah eksperimen sendiri mungkin sudah tidak asing lagi. Sejak sekolah dasar, istilah eksperimen sudah dikenalkan. Misalnya saja, eksperimen membuat roket dari botol bekas dan lainnya. Eksperimen yang bersifat coba-coba ini bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis atau untuk mengenali adanya hubungan sebab dan akibat dengan tujuan tertentu.
Penelitian eksperimen dibagi lagi menjadi empat jenis, yaitu pre-experimental, true experimental, quasi experimental dan design factorial. Dalam penelitian pre experimental, penelitian ini belum termasuk penelitian yang sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang juga ikut berpengaruh dari terbentuknya variabel yang dependen.
Di sisi lain ada true experimental yang merupakan penelitian di mana peneliti bisa mengontrol semua variabel yang bisa mempengaruhi jalannya eksperimen tersebut. Dengan mengontrol semua variabel yang ada, kualitas pelaksanaan dari penelitian bisa meningkat. Jadi, true experimental memiliki kelompok kontrol dan sampel penelitian yang bisa dipilih secara acak.
4. Penelitian Deskriptif
Dalam penelitian deskriptif akan digambarkan mengenai karakteristik dari suatu populasi atau sebuah fenomena yang menjadi objek penelitian. Metode penelitian deskriptif lebih fokus pada menjelaskan objek penelitiannya, sehingga penelitian ini akan menghasilkan jawaban dari sebuah peristiwa yang terjadi.
Adapun tujuan utama dari jenis penelitian ini adalah untuk memberi penjelasan dan menggambarkan fenomena atau peristiwa yang diteliti. Kriteria yang dimiliki oleh penelitian deskriptif yaitu masalah yang dirumuskan harus layak untuk diteliti. Rumusan masalah yang ingin diangkat harus dikaji terlebih dahulu apakah rumusan masalah tersebut memiliki nilai ilmiah.
Penelitian dengan metode deskriptif juga tidak boleh terlalu luas tujuan penelitiannya. Tujuannya harus sangat spesifik sehingga hasil dari penelitiannya lebih fokus. Jika tujuan penelitian deskriptif kurang spesifik, maka bisa jadi penjelasannya terlalu panjang dan pembahasannya terlalu luas. Selain itu, data yang digunakan juga berupa fakta, sama dengan jenis penelitian yang lain.
Peneliti yang melakukan penelitian deskriptif harus terjun langsung kelapangan sehingga bisa melihat dan mendata sendiri data-data penelitian yang dibutuhkan. Sehingga bisa terlihat apakah benar-benar sesuai fakta, selain itu hal ini juga lebih mudah untuk peneliti dalam menuangkannya ke dalam laporan penelitian. Standar pembanding dalam penelitian deskriptif juga harus memiliki validasi sehingga tidak ada unsur opini.
Jika ditelisik lebih dalam mengenai jenis-jenis penelitian deskriptif ini akan ditemukan beberapa metode seperti: metode survei, metode deskriptif kesinambungan, studi kasus, analisis pekerjaan, penelitian perpustakaan dan penelitian komparatif. Penelitian komparatif akan menggunakan metode perbandingan dari setiap data yang diperoleh.
5. Penelitian Campuran
Di nomor lima ada jenis penelitian campuran. Dari definisinya penelitian campuran memiliki arti proses penggabungan penelitian bentuk kuantitatif dan kualitatif. Penelitian campuran ini lebih kompleks dibandingkan penelitian-penelitian yang disebutkan di atas, karena pada penelitian ini tidak hanya mengumpulkan dan menganalisis data namun juga melibatkan fungsi-fungsi dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penggunaan dari kedua metode penelitian itu diharapkan bisa memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai masalah penelitian yang diangkat.
Adapun tujuan penelitian campuran adalah untuk lebih memahami isu dengan mengartikulasikan data kualitatif yang merupakan rincian deskriptif dan juga data kuantitatif yang berbentuk angka-angka. Metode penelitian campuran juga memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil statistik kuantitatif dari suatu objek penelitian tertentu dan kemudian akan ditindaklanjuti dengan mengobservasi individu untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam.
Tidak jauh beda dengan jenis-jenis penelitian sebelumnya. Penelitian campuran juga memiliki beberapa metode yang bisa digunakan. Ada metode campuran sekuensial, metode ini adalah prosedur di mana peneliti akan menggabungkan penemuan yang diperoleh dari satu metode dengan penemuan dari metode lainnya. Misalnya, peneliti bisa terlebih dahulu menggunakan metode kualitatif lalu dilanjutkan dengan metode kuantitatif.
Demikianlah lima jenis-jenis penelitian yang bisa dipraktikkan dalam proses pengerjaan tigas ilmiah. Selain jenis-jenis penelitian yang telah disebutkan di atas ada pula jenis penelitian seperti simulasi, historis dan kultural. Jenis penelitian ini tentunya harus memiliki dasar yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.