7 Jenis Kritik Karya Seni Rupa berdasarkan Fungsi dan Titik Tolaknya
Seni menjadi salah satu media dalam mengekspresikan diri. Tak heran ketika seni memiliki banyak jenis. Hal tersebut menggambarkan ekspresi beragam dari banyak orang.
Adapun definisi seni menurut Leo Tolstoy adalah ungkapan perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis. Menariknya, Tolstoy justru tidak setuju apabila seni hanya diartikan sebagai aktivitas manusia yang menghasilkan sesuatu yang indah. Menurutnya juga, seni mampu membangkitkan perasaan yang pernah dialami oleh dirinya sendiri.
Lebih jelasnya, seni mampu mendefinisikan sesuatu yang tidak dapat dikomunikasikan dengan kata-kata. Melainkan diimplementasikan dengan tanda eksternal yang dapat diinterpretasikan penikmatnya dengan caranya sendiri.
Tak heran ketika karya seni tidak bisa luput dari namanya kritik. Salah satu penyebabnya karena interpretasi individu yang berbeda-beda. Biasanya dipengaruhi oleh referensi dan pengalaman masing-masing.
Pada tulisan ini, Katadata.co.id akan menguraikan jenis kritik karya seni rupa yang biasanya dilakukan. Jenis-jenis tersebut terbagi menjadi dua kategori yang di dalamnya terbagi ke dalam beberapa kategori lagi.
Menentukan kritik karya seni rupa turut didasari oleh fungsi. Jenis kritik ini lebih berfokus pada kegiatan mengkritisi karya seni dari segi esensi bagi kalangan tertentu, termasuk untuk publik secara umum.
Sedangkan kritik berdasarkan titik tolaknya lebih menyorot unsur-unsur tertentu dari fisik karya seni tersebut. Misalnya visual, judul, tema dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah pembahasan mengenai kritik karya seni rupa yang berhasil dirangkum dari Modul yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia:
Jenis Kritik Karya Seni Rupa Berdasarkan Fungsinya
1. Kritik Jurnalistik
Jenis kritik karya seni ini hasil penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik. Dilansir dari situs Gramedia.com, kritik jurnalistik biasanya disampaikan melalui media publik. Contohnya seperti media massa. Sebut saja koran dan portal berita online. Adapun ciri-ciri kritik jurnalistik adalah berikut ini:
a. Ditujukan untuk pembaca media massa atau online
b. Berada di kolom tertentu di surat kabar
c. Waktu penulisan terbatas dan tidak timeless
d. Dapat berperan sebagai pemberitaan.
2. Kritik Populer
Jenis kritik karya seni ini ditujukan kepada publik dan sifatnya memang lebih umum. Selain bersifat kritik, tujuannya juga sebagai publikasi karya seni tersebut. Penulisan kritik populer cenderung lebih santai dan sederhana agar mudah dipahami oleh orang kebanyakan. Berikut ini adalah ciri-cirinya:
a. Dapat dibuat oleh siapa saja (penulis umum)
b. Relatif dengan realitas masyarakat sekarang
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
3. Kritik Kependidikan (Pedagogik)
Kritik pendidikan dibuat dengan penekanan di aspek artistik dan estetika. Tujuannya adalah untuk pendidikan, khususnya di bidang seni. Umumnya kritik kependidikan dikeluarkan oleh lembaga pendidikan seni. Esensinya adalah untuk meningkatkan kualitas karya seni dengan menanggapi kritik tersebut. Adapun ciri-cirinya berikut ini:
a. Bersifat responsif
b. Standar penilaian kritik yang relatif tinggi
c. Dikeluarkan oleh lembaga pendidikan (seni)
d. Dapat didiskusikan lebih lanjut.
4. Kritik Keilmuan (Ilmiah)
Jenis kritik karya seni ini sifatnya ilmiah. Maka dari itu sebelum melakukan kritik keilmuan, harus dibekali ilmu dan wawasan yang sepadan dengan karya seni yang akan dikritik. Kritik keilmuan biasanya dikeluarkan oleh akademis atau kritikus yang sudah ahli. Di bawah ini adalah cara-caranya:
a. Menggunakan metodologi atau kaidah tertentu
b. Kritiknya bersifat tidak mutlak
c. Ilmiah
d. Dapat dikembangkan pada penelitian pendatang.
Jenis Kritik Karya Seni Rupa Berdasarkan Titik Tolaknya
1. Kritik Ekspresivistik
Dilansir dari Prasetya dkk (2021) dalam jurnal berjudul Kritik Seni Ekspresivistik pada Karya Dekoratif Widayat, banyak menjelaskan tentang hal ini. Diterangkan bahwa kritik seni ekspresivistik merupakan kritik seni yang mengedepankan kualitas gagasan dan perasaan penciptaan yang ingin dikomunikasikan antara seniman dan masyarakat.
Kritik karya seni jenis ini biasanya menanggapi judul, isi, tema dan representasi visual yang dibuat. Judul merupakan nama, kata atau kalimat yang yang mewakili seluruh bagian pada karya seni. Sedangkan tema dan isi adalah inti representasi dari karya seni tersebut. Lalu, visualisasi adalah keseluruhan garis, warna, bentuk dan komposisi yang menyusun gambar atau lukisan.
2. Kritik Formalistik
Melansir dari situs Serupa.id, kritik formalistik adalah kegiatan mengkritik karya seni dengan pendekatan formalistic. Biasanya dilakukan untuk meninjau aspek-aspek formal atau unsur yang membentuknya. Dijelaskan bahwa kritik ini menyasar kualitas komposisi, visual seperti warna, garis dan tekstur. Selain itu juga membahas teknik dan bahan yang digunakan oleh pembuat karya.
3. Kritik Instrumentalistik
Jenis kritik karya seni satu ini dilakukan melalui pendekatan instrumentalistik. Tepatnya upaya keberadaan karya seni dalam mencapai aspek tujuan, moral, religius, politik hingga psikologi. Dalam Modul yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia juga disebutkan bahwa kritik instrumentalistik tidak terlalu menekankan segi kualitas secara formal. Melainkan kaitannya dengan relativitas keadaan sekarang dan masa lalu.
Demikian penjelasan mengenai jenis kritik karya seni berdasarkan fungsi dan titik tolaknya. Dapat disimpulkan bahwa memberikan kritik tidak mudah dilakukan. Terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan, di antaranya memiliki pengetahuan mendasar tentang seni.