7 Contoh Tarian Sunda Populer
Masyarakat Sunda secara umum mengenal ada banyak ragam seni tari yang berkembang dari sejak zaman dahulu. Ragam kesenian Sunda khususnya tari, masih tetap hidup dan lestari hingga saat ini.
Bahkan di beberapa kesempatan tari tradisional Sunda sering dipentaskan untuk acara kenegaraan Indonesia. Banyak yang merasa senang bahkan terpukau dengan penampilan tarian Sunda, dengan lekukan tangan yang sangat gemulai, disertai goyangan tubuh penarinya yang berirama, membuat tarian Sunda semakin mengagumkan mata penontonnya.
Uniknya, dalam seni tarian Sunda terkandung banyak pesan dan cerita yang termuat, mulai dari cerita rakyat, kerajaan hingga pesan kedamaian untuk seluruh Nusantara. Dikutip dari laman Kebudayaan.kemdikbud.go.id, setiap tari tradisional sunda mempunyai ciri khas gerakan tersendiri serta menggunakan peralatan yang berbeda-beda. Maka tak heran jika tarian Sunda semakin kesini semakin banyak peminatnya. Berikut tujuh contoh tarian Sunda.
1. Tari Jaipong
Tari Jaipong adalah tari yang populer dari Jawa Barat. Tari Jaipong kini digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Jawa Barat. Tari Jaipong diciptakan seorang seniman bernama Gugun Gumilar sekitar tahun 1960-an.
Tari ini terinspirasi dari kesenian rakyat Jawa Barat, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng. Gerakan tari tradisional ini memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari tari daerah lainnya.
Tari Jaipong cenderung berirama cepat dan bersemangat. Gerakan Tari Jaipong terdiri dari beberapa bagian, yaitu Bukaan untuk mengawali tarian, Pencukan berupa gerakan bertempo cepat, Ngala berupa gerakan patah-patah, lalu Mincid untuk gerakan perpindahan dari satu gerak ke gerak lain.
2. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu merupakan salah satu tari tradisional asal Jawa Barat yang banyak dipentaskan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, hiburan penutup acara, dan sebagainya. Tari Ketuk Tilu awalnya merupakan tarian untuk upacara adat menyambut musim panen. Tarian ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada dewi padi dalam kepercayaan masyarakat Sunda, yaitu Dewi Sriwedari.
Di masa lampau, Tari Ketuk Tilu dipentaskan pada malam hari. Seorang gadis akan diarak ke tempat yang luas dengan diiringi bunyi-bunyian dari alat musik tradisional. Namun saat ini Tari Ketuk Tilu sudah menjadi hiburan masyarakat luas.
Adapun Ketuk Tilu sendiri diambil dari alat musik pengiring yang mengeluarkan tiga suara, yaitu rebab, kendang, dan kulanter.
3. Tari Topeng
Sejarah atau asal usul tari topeng sebenarnya berasal dari Cirebon, yaitu pada abad ke 19, tahun 1930. Dikisahkan, saat itu datanglah segerombolan bertopeng dengan peran wayang wong dan dalangnya yang bernama koncer dan wetan. Dinamakan tari topeng karena saat pertunjukkan, para penari memakai topeng khas suku Sunda.
Tari topeng biasa dipentaskan di acara perkawinan, khitanan, pentas seni, dan acara-acara lainnya. Dengan demikian, tari topeng berfungsi sebagai tarian untuk menyambut tamu. Namun, terkadang tari topeng juga dipentaskan bukan untuk menyambut para tamu.
4. Tari Wayang
Tari Wayang adalah tari tradisional yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini dikelompokkan menjadi 3 kategori seperti tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Massal. Tari ini juga memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda pada pria dan wanita.
Untuk jenis karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh sebagai tokoh Subadra kemudian Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi. Di masa lampau, tari Wayang dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah.
Dari sinilah diwariskan secara turun temurun yang disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya.
5. Tari Merak
Tarian tradisional Jawa Barat ini, gerakan dan pakaian hampir sama seperti burung Merak yang sedang membuka ekornya yang indah saat ingin menarik perhatian lawan jenisnya. Tarian ini bisa dikatakan sebagai tarian yang terinspirasi dari burung Merak.
Tjetje Somantri adalah seseorang yang menciptakan tarian Merak. Perlahan pasti, tarian ini sudah mulai dikenal di dalam negeri atau luar negeri. Pada umumnya, pementasan tarian ini terdiri dari tiga orang penari atau lebih.
6. Tari Ronggeng Bugis
Kota Cirebon adalah kota asal dari tari Ronggeng Bugis. Dalam pementasannya, para penari tari Ronggeng Bugis akan berdandan dan menari seperti perempuan. Umumnya, tarian ini terdiri dari 12 sampai 20 orang.
Meskipun berdandan seperti perempuan, tetapi riasan wajahnya para penari tidak seperti perempuan cantik pada umumnya atau cenderung seperti badut. Hal inilah yang meningkatkan daya tarik para penonton hingga membuat para penonton tertawa.
Sejarah mengungkapkan bahwa tarian Ronggeng Bugis adalah tarian yang awal mulanya digunakan untuk memata-matai Kerajaan Pajajaran. Pada saat itu, menjadi mata-mata suatu kerajaan dikenal dengan sebutan “telik sandi”. “telik sandi” menjadi nama lain dari tarian Ronggeng Bugis.
7. Tari Sampiung
Tari sampiung adalah tari tradisional Jawa Barat yang saat pertunjukkan diiringi dengan alat musik trawangan. Tarian ini bukan hanya dipentaskan pada upacara adat saja, tarian ini juga bisa dipentaskan pada hari-hari besar nasional.
Dinamakan tari sampiung karena waditra pengiringnya adalah tarawangsa. Tarawangsa adalah alat musik yang hampir sama dengan rebab. Tarian ini mempunyai nama lain yang diambil dari suara tarawangsa, yaitu Ngekngek.