Beda Fokus Prabowo, Ganjar dan Anies Soal Menata Kota, Apa Gagasannya?
Tiga bakal calon presiden atau bacapres yang digadang akan bertanding di Pilpres 2024 adu gagasan soal tata kota. Gagasan tersebut disampaikan pada Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia yang berlangsung di Makassar, Kamis (13/7) lalu.
Pada kesempatan itu ketiga calon presiden yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampil secara bergantian. Namun ketiga calon tampil dalam waktu yang tidak bersamaan sehingga tidak berada di satu panggung.
Tampil dalam waktu yang berbeda, para calon presiden menyampaikan ide dan gagasan soal tata ruang di hadapan wali kota seluruh Indonesia. Para capres diberi kesempatan menyampaikan gagasan selama 30 menit dan dilanjutkan sesi tanya diskusi dengan para pemimpin kota. Dalam paparannya ketiga bacapres memiliki gagasan yang berbeda terkait tata ruang di wilayah perkotaan.
Gagasan Ganjar Pranowo soal Pembangunan Kota
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo fokus pada strategi tata ruang kota pesisir dalam menghadapi perubahan iklim. Adapun, langkah yang ditawarkan adalah penghentian penggunaan air bawah tanah.
Ganjar memaparkan penggunaan air bawah tanah memiliki dampak langsung pada penurunan permukaan tanah. Menurutnya, hal tersebut akan memiliki dampak besar lantaran naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim global.
"Saya berterima kasih kepada wali kota yang berani mengambil keputusan hebat. Hentikan pengambilan air tanah, kita mesti bisa melakukan pendekatan hukum dengan berani," kata Ganjar seperti dikutip, Sabtu (15/7).
Ia menceritakan pengalamannya saat menetapkan penghentian pengambilan air tanah di Semarang, Jawa Tengah. Ia bercerita mendapat perlawanan cukup kuat dari pemerintah pusat.
Ganjar menilai musuh perencanaan tata ruang perkotaan yang baik adalah "tata uang". Ganjar menjelaskan perencanaan tata ruang kerap dilanggar dengan alasan investasi atau korupsi.
Selain menegakkan hukum, Ganjar berpendapat kunci keberhasilan penerapan tata ruang yang baik adalah sosialisasi. Ia mencontohkan pengalamannya saat menjelaskan pada masyarakat Desa Wadas dalam pembangunan Bendungan Bener.
"Dialog yang cukup dengan waktu yang cukup untuk bisa menjelaskan. Pengalaman di Desa Wadas, saya hanya butuh menjelaskan, karena literasi kita masih sangat rendah," ujarnya.
Saat ini Ganjar diusung menjadi calon presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sejauh ini, Ganjar telah mendapatkan dukungan dari partai politik lain, seperti Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan.
Gagasan Anies Baswedan soal Penataan Kota
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat penataan kota dari sudut pandang berbeda dibanding Ganjar. Anies memandang tata ruang perkotaan dari kacamata transportasi. Dalam penjelasannya, Anies membawa studi kasus dalam penerapan tata ruang di DKI Jakarta.
Anies berpendapat pengembangan tata ruang DKI Jakarta membuat ruang terbuka di dalam Ibu Kota kini hanya 8%. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah pembangunan berorientasi mobil.
Ia menjelaskan konsep pembangunan sebelum pemerintahannya mengikuti lebar jalan. Secara sederhana, izin pembangunan pencakar langit akan mengikuti lebar jalan. Semakin lebar sebuah jalan, semakin tinggi sebuah bangunan.
Hal tersebut akhirnya menggiring perantau di Jakarta ke luar Ibu Kota. Sementara itu, pemerintah provinsi menghubungkan permukiman di pinggiran Jakarta dengan jalan tol yang menghasilkan kemacetan di Ibu Kota.
Saat memerintah, Anies menyatakan mengubah orientasi pembangunan menjadi berorientasi transportasi umum. Secara singkat, izin bangunan tinggi hanya diberikan di sekitar terminal bus maupun stasiun kereta.
Alhasil, Anies berharap pembangunan bangunan tinggi akan terpusat di kawasan terminal bus maupun stasiun kereta hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, masyarakat di Jakarta diharapkan cenderung memilih transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
Gagasan Prabowo Subianto Soal Penataan Kota
Berbeda dengan Ganjar dan Anies, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang tampil di urutan ketiga lebih fokus pada beautifikasi atau kebijakan mempercantik kota. Secara spesifik, Prabowo fokus pada penanganan vandalisme pada infrastruktur perkotaan.
Prabowo lebih lanjut menghubungkan beautifikasi kota dengan potensi industri pariwisata nasional. Menurutnya, keindahan sebuah kota dapat menjadi faktor perkembangan industri pariwisata sebuah kota.
"Bagaimana kita yakinkan anak-anak kita. Masa keluarin uang, bawa cat semprot, coret-coret. Kalau bisa, kita bersihkan dan buat indah kota-kota supaya pariwisata naik," ujar Prabowo.
Kandidat calon presiden pada pemilu 2014 dan 2019 itu kemudian membandingkan potensi pariwisata nasional dengan industri pariwisata di Malaysia. Prabowo menyayangkan capaian industri pariwisata nasional dengan Negeri Jiran yang tak seimbang.
Padahal, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan total penduduk Indonesia mencapai delapan kali total penduduk Malaysia. Meski tertinggal soal jumlah penduduk dari Indonesia, industri pariwisata memiliki kontribusi terbesar pada perekonomian Malaysia.
"Nilai industri pariwisata Malaysia satu tahun senilai US$ 6 miliar, sama dengan kita, padahal kita negara yang delapan kali lebih besar dari dia jumlah penduduknya," ujar Prabowo.
Saat ini, Prabowo mendapat dukungan untuk menjadi calon presiden pada Pesta Demokrasi tahun depan dari Partai Gerindra. Adapun, Partai Gerindra tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Partai Kebangkitan Bangsa untuk memenangkan Pilpres 2024.