Pengamat: Minimal Tiga Pasang Capres untuk Hindari Politik Identitas
Direktur Eksekutif lembaga survei Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan, setidaknya dibutuhkan lebih dari dua pasangan calon presiden (Capres) agar tidak terjadi politik identitas pada Pemilihan Umum 2024 mendatang seperti halnya yang terjadi pada 2019 lalu.
“Calon presiden minimal harus ada tiga pasang calon presiden, sehingga ada pemecah gelombang agar tidak terulang kembali kontestasi rematch pilpres 2014 dan 2019 dengan kekuatan head to head (bipolar) bertumpu pada dua kutub pasangan calon presiden,” ucapnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9)
Menurut dia, politisi yang tidak mempermasalahkan pasangan capres-cawapres yang hanya diikuti oleh dua pasangan merupakan politisi yang tidak mau belajar dari Pilpres 2019 lalu.
“SAaya merasa mereka adalah politisi yang tidak mau belajar dari fakta politik masa lalu. Bagaimana kita merasakan dan menyaksikan langsung kerusakannya akibat polarisasi isu dan politik identitas yang menyebabkan keterbelahan publik pada Pilpres 2019,” ucapnya.
Pangi mengatakan, pengeroyokan terhadap Ade Armando pada (11/4) lalu merupakan puncak dari keterbelahan di masyarakat, yang selama ini dianggap para elite politik seolah tidak terjadi apa-apa.
Pangi menambahkan, politik identitas bisa diredam bila adanya penegakan hukum yang adil, terhadap tiap pemangku kepentingan (stakeholder) yang nantinya terkait dalam pelaksanaan Pemilihan Umum 2024 mendatang.
Menurut dia, harus ada penegakan hukum yang adil, tanpa diskriminatif, terhadap para buzzer politik, tim sukses, relawan maupun calon presiden apabila terbukti menggunakan atau menggoreng politik identitas sebagai komoditas politik.
"Mesti ada sanksi yang keras dan tegas berupa pidana dan pemotogan masa waktu kampanye, agar ada efek jera,” jelasnya.
Selain itu, ia juga berpendapat, diperlukannya komitmen bersama untuk tidak lagi menggunakan narasi politik identitas, serta isu-isu SARA yang bisa merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai informasi, dalam hasil survei yang dilakukan oleh Voxpol Center pada Juli lalu, sebanyak 40,6 % preferensi masyarakat menginginkan Pilpres 2024 diikuti lebih dari dua pasang capres-cawapres.
Sebanyak 41,9% responden beralasan agar rakyat mendapatkan pilihan pemimpin alternatif, 41,1% menjawab agar tidak terjadi konflik sosial dan perpecahan, 9,2% menjawab agar memberi kesempatan kepada para pemimpin muda, 7,2% agar tidak terjadi eksploitasi politik identitas, serta sisanya, 0,6% untuk jawaban tidak tahu/tidak menjawab.