Penggunaan Digital Marak saat Pandemi, Laba Bersih Telkom Naik 11,5%

Lavinda
Oleh Lavinda
30 April 2021, 12:14
Laba bersih Telkom Indonesia naik 11,5% menjadi Rp20,80 triliun sepanjang 2020dari raihan tahun sebelumnya Rp 18,66 triliun. Hal ini dipicu peningkatan penggunaan digital selama pandemi Covid-19.
Arief Kamaludin|KATADATA
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membukukan laba bersih Rp20,80 triliun sepanjang 2020, atau naik 11,5% dari raihan tahun sebelumnya Rp 18,66 triliun. Hal ini dipicu perubahan gaya hidup masyarakat selama pandemi Covid-19 yang lebih sering mengadopsi penggunaan teknologi digital.

Berdasarkan laporan keuangan 2020, pendapatan konsolidasi emiten telekomunikasi ini tercatat mencapai Rp136,46 trilliun atau naik tipis 0,7% dibanding raihan 2019 sebesar Rp 135,56 triliun. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) Perseroan tercatat naik 11,2% menjadi Rp72,08 triliun.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia pada 2020 membawa tantangan dan dinamika tersendiri bagi perusahaan. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pandemi juga membawa perubahan terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, termasuk adopsi digital masyarakat yang meningkat signifikan.

“Pandemi mempercepat transformasi digital dan menjadi ruang akselerasi bagi Telkom. Telkom turut mendukung upaya pemulihan ekonomi melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital," ujar Ririek di Jakarta (29/4).

Menurut dia, kebutuhan akses internet di rumah meningkat saat pandemi Covid-19. Hal ini terbukti dengan pelanggan IndiHome yang bertambah hingga 1,01 juta atau 14,5% menjadi 8,02 juta sampai akhir 2020. Hal ini mendorong pendapatan dari layanan IndiHome melonjak 21,2% menjadi Rp22,2 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 18,32 triliun.

Dari segmen mobile, pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika tercatat naik 2,47% menjadi Rp 63,87 triliun dari sebelumnya Rp 62,33 triliun. Dari sisi konsumen, total pengguna mobile data PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) naik 5,2% menjadi 115,9 juta pelanggan.

Pada segmen Enterprise, pendapatan perseroan menyusut 5,3% menjadi Rp 17,7 triliun pada 2020, dari raihan sebelumnya Rp 18,7 triliun. Pencapaian ini dikontribusi oleh pendapatan data center & cloud, application services, dan enterprise broadband. Pada segmen ini, perusahaan pelat merah ini berupaya fokus pada bisnis dengan tingkat keuntungan yang tinggi serta efisiensi biaya operasi, terutama terkait perangkat pelanggan.

Selanjutnya, pendapatan segmen Wholesale & International Business naik 27,3% menjadi Rp13,5 triliun pada 2020 dari raihan tahun sebelumnya Rp 10,6 triliun. Pencapaian didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi, voice wholesale, data center, dan ekspansi anorganik.

Belanja Modal 2020 Capai Rp 29,4 Triliun

Sepanjang 2020, emiten telekomunikasi ini menggelontorkan dana Rp 29,4 triliun atau 21,6% dari total pendapatan untuk belanja modal. Penyerapan belanja modal kecil daripada rencana proyeksi karena pandemi Covid-19 yang menghadirkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Belanja modal digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lain demi meningkatkan kapabilitas digital. Hal itu meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut, serta menara telekomunikasi dan data center.

Pada 2020, Telkomsel membangun 27,7 ribu Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru. Secara total, Telkomsel memiliki lebih dari 231 ribu unit BTS, dengan 78% di antaranya adalah BTS 3G/4G.

Telkom juga mencatat nilai besaran Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41.6% dari belanja belanja modal dan 92% dari belanja operasional 2020.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...