Diprediksi Tumbuh 30%, MNC Lirik Peluang Industri Gim dan E-Sport
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) mengambil peluang industri gim dan olahraga elektronik (e-sport) yang sedang berkembang sebagai salah satu penopang keuangan perusahaan. Apa pertimbangan dan langkah MNC masuk dalam dunia gim?
Direktur Utama Media Nusantara Citra Noersing mengatakan perkembangan gim dan e-sport sangat besar berkaca dari 3 miliar pemain gim di dunia, dimana ada 110 juta pemain gim di Indonesia.
"Dari sisi pendapatan, di Indonesia akan ada sekitar US$ 2 miliar dan akan tumbuh 25-30% ke depannya," katanya dalam paparan publik, Selasa (7/9).
Untuk itu, MNC mendirikan anak usaha PT Esport Star Indonesia (ESI) yang bergerak di bidang kompetisi profesional e-sport, pencarian talenta e-sport, tim manajemen e-sport, pengembang gim, dan melakukan publikasi gim. Terdekat, gim yang dikembanghkan ESI, Rapid Fire, segera diluncurkan pada September 2021 ini.
"Konklusinya, gim dan e-sport akan menjadi salah satu katalis dari pertumbuhan MNC ke depan," kata Noersing.
Langkah awal masuknya MNC ke industri gim dan e-sport berawal dari sudah menayangkan kompetisi Piala Presiden E-Sport pada 2019 lalu melalui Global TV dan berlanjut pada penayangan 2020. Selain itu, MNC juga menggandeng Garena untuk memproduksi kompetisi Free Fire Master League.
Selain itu, MNC juga sudah membuat pencarian talenta e-sport musim pertama yang tayang 2020 lalu. "Saat ini kami sedang tahap audisi untuk pencarian bakat e-sport star Indonesia musim 2 juga akan tayang di Global TV dan RCTI+," kata Noersing.
Pada kesempatan yang sama, Direktur MNC Ruby Panjaitan mengatakan kinerja keuangan perusahaan pada 2021 bisa bertumbuh dibandingkan tahun lalu. Faktor pendorongnya yaitu mulai meningkatnya belanja iklan dibandingkan tahun lalu dan kontribusi dari bisnis digital MNC.
Ia mengatakan, belanja iklan pada 2020 bisa turun hingga 30% secara tahunan karena adanya pandemi Covid-19. Namun, pada triwulan II-2021, belanja iklan mulai kembali, salah satunya didorong adanya Bulan Ramadan.
"Basis pendapatan MNC, dimana pendapatan digital semakin menguat dan tumbuh sangat signifikan, kami perkirakan di sampai akhir tahun performa kami bisa lampaui 2020," kata Ruby.
Dalam laporan keuangan semester I-2021 yang dipublikasikan, MNC mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,19 triliun, naik 24,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba per sahamnya juga naik dari Rp 77,17 menjadi Rp 90,08.
Perusahaan media yang memiliki kode MNCN di perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp 4,86 triliun sepanjang paruh pertama 2021. Jumlah itu meningkat 22,59% dibandingkan paruh pertama pada tahun sebelumnya.
Rinciannya, pendapatan iklan digital melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 889,19 miliar sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan iklan non-digital juga tumbuh 15,57% menjadi Rp 3,71 triliun. Sementara, pendapatan dari konten turun 10% menjadi Rp 727 miliar.
Aset MNCN tumbuh 5,67% menjadi Rp 19,99 triliun pada semester I-2021. Begitu pula dengan ekuitasnya naik 12,97% menjadi Rp 16,34 triliun. Dengan demikian, kewajibannya menyusut 17,98% menjadi hanya Rp 3,66 triliun.
Membaiknya kinerja keuangan tidak serta merta harga sahamnya bergerak positif. Harga saham MNCN ditutup di posisi Rp 875 pada perdagangan 31 Agustus 2021. Artinya harga saham stasiun televisi swasta tersebut telah merosot 23,23% sejak posisi akhir 2020 (year to date/ytd). Harga saham MNCN juga ditutup turun 3,43% menjadi Rp 845 pada perdagangan 1 September 2021.