Waralaba Lokal Mulai Kuasai Pasar Dalam Negeri dan Merambah Regional
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan waralaba lokal kini menguasai pasar dalam negeri dan bersiap untuk merambah ke pasar regional. Menurutnya, Indonesia juga tidak lagi menjadi pasar bagi waralaba asing.
"Saya sangat bangga bahwa saat ini Indonesia tidak lagi menjadi pasar bagi waralaba asing. Karena waralaba lokal sudah menjadi tuan rumah dan menguasai pasar dalam negeri bahkan mulai merambah ke pasar regional," ujar Lutfi saat meresmikan acara Indonesia Franchise Forum dan BizFest 2021, Selasa (7/12).
Dengan kolaborasi antara pengusaha, pemerintah, dan asosiasi, Lutfi optimis semakin berdaya saing dan menembus pasar global.
Mantan Duta Besar RI untuk Jepang tersebut mengatakan waralaba masih terdampak oleh pandemi Covid-19.
Karena itulah, Lutfi berharap pelaku usaha waralaba mampu beradaptasi dengan kondisi normal baru. Salah satunya adalah menangkap bisnis dengan semakin banyaknya masyarakat yang beraktivitas di rumah.
Sebagai informasi, sejumlah waralaba lokal sudah merambah ke pasar ASEAN, di antaranya adalah Alfamart, J.CO Coffee & Donut, serta Kebab Turki Baba Rafi.
Pada 2020, bisnis waralaba tetap dapat berkontribusi dalam penyerapan 628 ribu tenaga kerja dan mencatat omzet tidak kurang dari Rp 54,4 miliar.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sebanyak 2.300 peluang bisnis waralaba di dalam negeri.
Ia mengatakan, usaha waralaba merupakan usaha yang menguntungkan dalam jangka waktu lima tahun.
"Peluang bisnis yang saya terima ada 2.300. Pemerintah hadir untuk memastikan peluang ini dimanfaatkan oleh masyarakat," kata Oke dalam acara 'Indonesi Franchise Forum dan Biz Fest 2021', Selasa (7/12).
Berdasarkan data Kemendag yang dipaparkan Oke, pada tahun 2021 waralaba asing yang masuk pasar dalam negeri adalah sebanyak 124, meningkat dibanding tahun 2020 sebanyak 120.
Sementara itu, jumlah waralaba Indonesia yang tercatat pada tahun 2021 hanya 107, meningkat dari tahun 2020 sebanyak 105.
Kemendag menggelar Indonesia Franchise Forum dalam rangka membuka ajang Biz Fest 2021 yang mulai berlangsung 7 hingga 13 Desember mendatang.
Kegiatan Biz Fest 2021 digelar untuk mendorong bisnis waralaba agar kembali pulih sejak terdampak pandemi Covid-19.
Kegiatan ini melibatkan tiga asosiasi waralaba dan lisensi Indonesia, yaitu Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Perhimpunan Warlaba dan Lisensi Indonesia (WALI), dan Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI).
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Tri Raharjo mengungkapkan, pandemi sangat berdampak terhadap para pelaku bisnis waralaba, lisensi dan peluang usaha di Indonesia.
Berdasarkan survei yang dilakukannya terhadap 30 brand, dari total 5.621 gerai waralaba yang ada, sebanyak 953 gerai waralaba tutup sementara.
Yang harus tutup permanen pada saat awal pandemi, yakni periode Maret hingga Juni 2020. Dari total 953 gerai waralaba tersebut, mereka berada di mall, berada di ruko, juga gerai mandiri.
Dia menjelaskan, sebanyak 25,8% dari total 30 brand yang menjadi responden ini menjawab bahwa, bisnis mereka berangsur normal 90-100%. Sementara 32% lainnya menyatakan kondisinya berangsur normal 80-90%.
"Artinya ini adalah suatu hal yang menggembirakan. Kemudian, 16,1% menjawab kondisi bisnisnya berangsur pulih 70-79% dan sisanya masih di bawah 70%," kata Tri.
Dari survei yang telah dilakukan juga menunjukkan sebanyak 87,1% responden akan melakukan pengembangan bisnis pada 2022 dan 12,9% lainnya tidak berencana ekspansi.
Lalu, 32,2% responden pun telah memproyeksikan adanya peningkatan penjualan di atas 50%.
Kemudian 25,8% memproyeksikan kenaikan sekitar 21-30% dan 9,7% responden memproyeksikan kenaikan 0-10%.
"Ini saya kira angka optimis yang sangat tinggi. Kita tahu mal-mal sudah buka, anak-anak sudah masuk. Ini angin segar bagi pelaku karena transaksi mulai menggeliat lagi," ujar dia.
Data yang diolah dari Laporan Tahunan Kemendag2020 dan sensus Badan Pusat Statistik 2016 menunjukkan, sektor waralaba tercatat tumbuh stabil sebesar 5% per tahun.
Sektor waralaba juga menghasilkan omset hingga Rp 54,4 miliar dan menyerap hingga 628 ribu lebih tenaga kerja.
Terdapat setidaknya 93 ribu gerai yang beroperasi dengan format waralaba. Kemudian sampai Oktober 2021, bisnis waralaba didominasi oleh sektor usaha berbentuk jasa makanan dan minuman hingga 58,37 %.
Disusul oleh sektor usaha waralaba ritel sebesar 15,31% dan jasa pendidikan nonformal sebesar 13,40%.