Ketika Bank Digital Ditopang Pendapatan Non-Bunga

Image title
31 Oktober 2021, 09:22
Bank Jago meluncurkan aplikasi keuangan bank digital
Katadata
Bank Jago meluncurkan aplikasi keuangan bank digital

Salah satu keunggulan bank digital adalah bisa tertanam dalam semua aplikasi yang membutuhkan transaksi elektronik bank. Karena punya layanan tersebut, bank digital bisa menikmati pendapatan non-bunga alias fee based income. Apakah strategi pendapatan non-bunga oleh bank digital bisa diterapkan di Tanah Air?

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan jenis bank digital yang mengedepankan pendapatan non bunga berjenis challenger bank. Bank ini tidak membesarkan fungsi intermediasinya dan pendapatan dari bunga bersih tidak menjadi yang utama.

"Dalam fee-based income, bank digital lebih maju dari permasalahan soal selisih bunga pinjaman dengan bunga simpanan. Karena yang ditawarkan fee based," kata Bhima dalam dalam acara Jago Bootcamp 2021 di Canggu, Bali, Kamis (28/10).

Bank bisa mengutip pendapatan non-bunga dari kegiatan pembukaan asuransi karena kegiatan tersebut tidak masuk dalam fungsi intermediasi bagi bank tradisional. Pembayaran asuransi menggunakan layanan bank digital yang tertanam di aplikasi asuransi tersebut. Sehingga ada biaya yang bisa dikutip bank digital dan masuk dalam pendapatan non-bunga.

Sumber pendapatan non-bunga lain yang bisa dikutip oleh bank digital adalah manajemen nasabah tajir (wealth management). Seperti rencana pembukaan reksa dana atau membantu nasabah untuk membeli surat utang pemerintah. "Ada fee yang bisa dikutip dari situ," kata Bhima.

Dari sisi pelaku usaha, bank digital bisa menjadi konsultan bisnis untuk perusahaan, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Saat ini, pelaku usaha UMKM juga butuh layanan non-finansial sehingga bank digital tidak hanya melayani pinjaman tanpa pendampingan.

"Dengan adanya mesin pembelajaran dan teknologi, bisa saja bank digital kutip bayaran dari situ. Ini menjadi salah satu bisnis baru," kata Bhima.

Meski punya kesempatan bisa mengantongi pendapatan non-bunga, bank digital punya tantangan. Salah satunya rendahnya literasi asuransi dibandingkan literasi keuangan bank, selisihnya hampir setengahnya. Selain Itu, polis asuransi di Tanah Air sulit dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan nasabahnya.

Bhima mengatakan, polis asuransi seharusnya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Seperti nasabah yang hanya ingin mengikuti asuransi selama 2-3 hari saja sehingga premi yang dibayarkan jauh lebih kecil. "Jadi tidak perlu jadi nasabah asuransi selama bertahun-tahun. Produknya bisa disesuaikan dengan kebutuhan," ujar Bhima.

Bhima menilai, tantangan pendapatan non-bunga bank digital memang datang dari industri asuransi, bukan langsung datang dari industri bank. Harapannya dengan adanya digitalisasi, industri asuransi bisa berkembang dan tumbuhnya insurtech, asuransi yang memanfaatkan teknologi.

Pada kesempatan yang sama, Advisor Pengembangan Produk Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero mengatakan pendapatan bank digital yang bersumber dari bunga bersih akan terus berlangsung. Sehingga, belum bisa digeser oleh pendapatan non-bunga.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...