Pengertian Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya

Dwi Latifatul Fajri
9 September 2021, 19:39
Pengertian Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya
ANTARA FOTO/REUTERS/Valentyn Ogirenko/WSJ/dj

Manusia berperan sebagai agen perubahan dan pembangunan di bumi. Namun, manusia juga menjadi penyebab perubahan iklim dan lingkungan. Selama ini, polusi dan kegiatan yang dilakukan manusia banyak merusak alam.

Ada banyak kerusakan lingkungan yang disebabkan ulah manusia sendiri. Contohnya, banjir akibat sampah yang dibuang sembarangan di sungai. Tanah longsor akibat penebangan pohon liar. Udara yang dihirup di kota besar kebanyakan berbahaya akibat polusi udara pabrik dan pencemaran limbah.

Perubahan iklim (Climate Change) dan pemanasan global (Global Warming) berhubungan dengan manusia. Pemanasan global tidak terlepas dari efek rumah kaca.

Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah proses naiknya suhu bumi karena perubahan di atmosfer. Efek rumah kaca menyebabkan panas dari sinar matahari tetap berada di bumi.

Efek rumah kaca diibaratkan rumah kaca untuk tanaman. Sinar matahari memantulkan cahaya ke dalam kaca. Namun panas dari sinar matahari sebagian besar berada di rumah kaca.

Tahun 1824, seorang ilmuan bernama Joseph Fourier pertama kali mengenalkan konsep efek rumah kaca. Menurut Joseph efek rumah kaca merupakan proses pemanasan yang disebabkan atmosfer.

Fenomena alam ini terjadi karena pantulan sinar matahari melewati atmosfer bumi. Sehingga menyebabkan gas-gas seperti karbon dioksida dan gas lain merusak selimut atmosfer.

Joseph Fourier juga menjelaskan efek rumah kaca sebenarnya bisa terjadi secara alami di bumi. Namun, aktivitas manusia membuat semakin tinggi proses ini.

Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global adalah tanda-tanda naiknya suhu di permukaan bumi secara global. Kenaikan suhu ini bisa meluas dalam radius beberapa kilometer. Menurut Badan Meteorologi Dunia/WMO, pemanasan global diukur minimal 30 tahun.

Penyebab Efek Rumah Kaca

1. Metana (CH4)

Gas metana mudah terbakar dan memiliki konsentrasi di udara sebesar 5-15% saja. Gas ini menghasilkan energi besar namun berbahaya untuk lingkungan. Metana cair dapat terbakar jika mengalami tekanan dengan tinggi 4-5 atmosfer.

Metana dihasilkan alami oleh jenis mikroorganisme tertentu dan bahan organik. Metana bisa dihasilkan tanpa udara oleh mikroorganisme itu.

Gas metana berkembang alami karena mengalami pembusukan biomassa di rawa-rawa. Metana yang mudah terbakar ini bisa menghasilkan karbondioksida.

Sawah bisa menjadi saluran metana ke atmosfer. Ternak sapi dan kerbau juga bisa menghasilkan metana. Metana dihasilkan dalam perut dan dikeluarkan ketika bersendawa atau kentut.

Di sisi lain metana bermanfaat untuk bahan bakar ketel uap dan energi listrik. Namun polusi udara menyebabkan metana makin banyak di atmosfer.

2. Klorofluorokarbon (CFC)

CFC merupakan gas buatan, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun. CFC cenderung stabil dan biasanya digunakan sebagai peralatan. Contohnya saja pemakaian CFC untuk mengambangkan busa, peralatan pendingin, lemari es, dan pelarut untuk membersihkan microchip.

Namun, gas ini menghasilkan efek pemanasan global lebih banyak dari CO2. Makanya, beberapa negara  melarang penggunaan CFC sebagai bahan lemari pendingin.

Gas ini menyebabkan penipisan lapisan ozon. Padahal, ozon berfungsi sebagai lapisan di atmosfer. Ozon terbentuk secara alami di atmosfer dan menyerap radiasi sinar ultraviolet. 

3. Karbondioksida

Karbondioksida terdiri dari dua atom yaitu oksigen dengan karbon. Zat ini terbentuk dari tekanan gas normal dan berada di atmosfer bumi.

Sebenarnya karbondioksida merupakan gas rumah kaca penting untuk menyerap gelombang inframerah. Selain itu gas karbon berfungsi untuk menjaga kestabilan bumi. 

Karbondioksida berasal dari proses pembakaran bahan bakar minyak bumi, batubara, dan gas bumi. Sebenarnya CO2 memainkan peran penting untuk tanaman. Karbondioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari. Co2 digunakan sebagai pertumbuhan dan proses fotosintesis.

4. Belerang Dioksida

Belerang Dioksida termasuk gas beracun dan baunya menyengat. Gas ini berasal dari pembakaran batu bara dan minyak bumi. Gas ini berpotensi menyebabkan efek rumah kaca.

5. Nitrogen Oksida

Gas ini dihasilkan dari reaksi nitrogen dan oksigen. Nitrogen oksida dilepaskan ke udara ketika terjadi polusi udara. Contohnya mobil mengeluarkan gas nitrogen oksida. Selain itu gasi ini dibentuk dari proses pembakaran yang ada di seluruh dunia.

6. H2O (uap air)

Uap air dapat meningkatkan efek rumah kaca dan memicu pemanasan global. Uap air tidak bisa terlihat namun bisa dibedakan dari awan dan kabut. Ketika mendung, uap air membentuk butir-butir air.

Akibat polusi, uap air di atmosfer makin banyak dan dipengaruhi suhu global. Jika suhu di bumi meningkat, maka uap air akan meningkatkan laju penguapan.

7. Ozon

Ozon berada di lapisan troposfer dan stratosfer. Ozon merupakan zat hasil sampingan yang dibentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas kendaraan. Ozon dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

1. Panas matahari merambat melalui atmosfer.

2. Sebagian panas matahari diserap oleh bumi untuk menyimpan panas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...