Harga Minyak Turun, Investor Tunda Investasi

KATADATA ? Harga Minyak dunia yang terus merosot sampai US$ 62,87 per barel membuat investor enggan menginvestasikan uangnya di sektor minyak dan gas (migas).
"Tahun depan diperkirakan ada US$ 150 miliar proyek eksplorasi minyak dan gas yang ditahan.? Itu hampir separuh dari US$ 500 billion proyek di seluruh dunia," kata Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Lukman Mahfoedz di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (9/12).
Penundaan investasi ini kan berlangsung lama, mengingat penurunan harga minyak masih akan berlanjut hingga tahun depan. Tahun depan, IPA memprediksi harga minyak akan berada dikisaran US$ 70 per barel. (Baca: "Perang" AS-Arab Saudi Bikin Harga Minyak Anjlok)
Penurunan harga minyak ini menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi. Dengan harga minyak yang menyentuh level di bawah US$ 70 per barel, pengusaha merasa belum mencapai tingkat keekonomian.
Lukman pun memprediksi proyek eksplorasi di Indonesia di 2015 akan lebih rendah dari dari tahun ini. Karena hampir semua perusahaan migas saat ini sedang mengevaluasi ulang rencana proyek-proyeknya dan menunda investasinya. (Baca: Penurunan Harga Minyak Hambat Pengembangan Migas Non Konvensional)
Di tempat yang sama, Direktur IPA Marjolijn Wajong mengatakan penurunan harga minyak ini bisa menjadi momentum tepat pemerintah untuk berbenah di sektor migas. "Ini kesempatan bagi Indonesia untuk berbenah. Ketika harga naik, banyak investor yang masuk ke sini," ujarnya.