Kartu Prakerja Bantu Indonesia Hadapi Bonus Demografi
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terletak pada dua tantangan besar. Selain jumlah lapangan kerja yang terbatas, tantangan utama ketenagakerjaan Indonesia adalah produktivitas rendah yang salah satunya disebabkan oleh adanya skill gap.
Padahal, pada 2045 nanti, Indonesia akan menghadapi bonus demografi, di mana penduduk usia produktif (16-65) tahun akan lebih besar dibanding mereka yang berusia nonproduktif. Yaitu, mereka yang kurang atau di atas usia 65 tahun.
Untuk itu, Program Kartu Prakerja hadir untuk menjembatani ketimpangan yang dalam antara permintaan pasar kerja dan kualitas ketersediaan tenaga kerja. Sehingga, bonus demografi itu bisa menjadi lompatan besar bagi perekonomian Indonesia.
Kartu Prakerja ditujukan untuk angkatan kerja dalam berbagai status: mereka yang baru lulus dan mencari kerja untuk kali pertama, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat pandemi, dan juga untuk pekerja yang ingin meningkatkan level atau kualitas kompetensi dirinya.
Para penerima manfaat Program Kartu Prakerja diberikan kesempatan untuk memilih lebih dari 1.000 jenis pelatihan bersertifikat dan mengasah dirinya meningkatkan kompetensi. Dengan begitu, keterampilan tenaga kerja muda semakin terasah dan diharapkan akan lebih memiliki daya saing.
Kartu Prakerja juga dapat merangsang kreativitas dan inovasi tenaga kerja muda untuk menyambut berbagai macam kesempatan di pasar kerja.
Untuk Indonesia yang demikian luas, program peningkatan kompetensi secara online, offline dan hybrid se-Nusantara ini menuai hasil positif. Salah satunya diamini oleh Rhamdina H.I.M. Nur, perempuan berusia 23 tahun asal Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku. Ia merupakan peserta Program Kartu Prakerja gelombang kedua.
Rhamdina sempat bercerita bahwa selepas menyelesaikan pendidikan strata satu, ia bingung mencari pekerjaan yang cocok agar bisa memiliki penghasilan sendiri. Lalu, ia mendapat informasi soal Kartu Prakerja melalui laman media sosial.
“Saya daftar Kartu Prakerja dan beberapa hari kemudian ada pemberitahuan bahwa saya lolos jadi peserta di gelombang kedua. Saya jalani pelatihan selama lima hari kemudian menuntaskan evaluasinya. Dari sana, saya belajar mengembangkan usaha mulai dari kecil hingga menengah,” ucap Rhamdina.
Tak hanya itu, ia pun dibekali pengetahuan dan keterampilan terkait strategi promosi jualannya di media sosial, termasuk teknik copywriting, serta cara mendapatkan permodalan. Modal pertamanya senilai beberapa ratus ribu rupiah yang kemudian digunakan untuk memulai bisnis snack tradisional.
Pengusaha muda skala mikro seperti Rhamdina merupakan investasi bagi negeri ini. Mereka perlu didukung untuk meningkatkan keterampilan, keahlian, dan kualitas dirinya sehingga sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Di sinilah Program Kartu Prakerja berperan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, Kartu Prakerja adalah program penting yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi tantangan di dunia kerja. Dan, mengingat masyarakat angkatan kerja yang harus disiapkan jumlahnya masif, maka pendekatan dengan moda daring, luring dan hybrid harus dilakukan.
“Program Kartu Prakerja terbukti dapat meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan keterampilan kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan untuk pekerjaan baru,” katanya, dikutip dari laman Infopublik.id.
Hal tersebut sejalan dengan temuan dalam kajian yang dilakukan Bank Dunia untuk mempelajari implementasi bantuan sosial tanggap darurat Covid-19, khususnya soal Program Kartu Prakerja. Laporan atas studi ini diluncurkan pada April 2020. Penelitian seputar Kartu Prakerja tersebut menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, yakni survei dan wawancara.
Salah satu temuan kunci dari kajian Bank Dunia tersebut ialah, sebagian besar penerima manfaat Kartu Prakerja menyelesaikan pelatihan pertamanya untuk meningkatkan kompetensi atau tertarik dengan isi pelatihan (41,4 persen), dan/atau untuk menerima insentif pascapelatihan (43 persen).
Kartu Prakerja merupakan kebijakan pasar tenaga kerja aktif dan program bantuan sosial pertama di Indonesia yang diterapkan secara digital dan end-to-end, serta dengan mekanisme pembayaran government-to-person (G2P) yang terpusat kepada penerima.
Program Kartu Prakerja memberi manfaat berupa pelatihan kerja dan insentif kepada pesertanya. Guna mendapatkan Kartu Prakerja, calon penerima wajib mendaftarkan diri secara daring. Pendaftaran dilakukan melalui situs www.prakerja.go.id.
Calon penerima manfaat Kartu Prakerja harus tercatat sebagai warga negara Indonesia (WNI), berusia minimal 18 tahun, dan tidak sedang mengikuti pendidikan formal.
Adapun, Febrio mengimbuhkan, kapasitas SDM nasional perlu terus diakselerasi agar pekerja semakin berdaya saing. Dengan begitu, angkatan kerja di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja saat ini, maupun pada masa depan.
“Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan pekerja dan keahlian yang dibutuhkan industri perlu segera diselaraskan agar fenomena bonus demografi nasional bisa diserap dengan baik dan layak,” ucapnya.