Krisis Tabung Oksigen di RI, Berapa Besar Produksi dan Kebutuhannya?
Instalasi gawat darurat atau IGD di rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Bandung, Jawa Barat, tutup sejak tiga hari lalu karena kurangnya stok oksigen. Wakil Wali Kota Bandung Yaya Mulyana mengatakan kondisi ini terjadi karena terjadi panic buying di tengah peningkatan kasus Covid-19.
Skema pasokan oksigen saat ini, menurut dia, sudah benar. Sebanyak 90% untuk keperluan medis dan sisanya untuk masyarakat.
Namun, saat ini kondisinya warga panik untuk membeli gas tersebut. Produsen pun memiliki keterbatasan untuk memenuhi permintaan. “Ada yang tiba-tiba beli tabung (oksigen), padahal dia belum membutuhkannya,” kata Yana di Bandung, Senin (5/7), dikutip dari Antara.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang bergejala ringan agar tidak langsung menuju rumah sakit. Hal ini untuk mencegah ledakan pasien di layanan kesehatan.
Di Jakarta, pemerintah provinsi menyediakan posko "Oxygen Rescue" untuk mengisi ulang tabung oksigen. Lokasinya di kawasan Monas, Jakarta Pusat.Posko ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit ibu kota seiring lonjakan kasus Covid-19.
Penambahan Pasokan Oksigen
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya telah meminta pasokan oksigen seluruhnya dikonversi untuk memenuhi kebutuhan medis. “Oksigen industri semua kami konversi untuk farmasi," katanya.
Kementerian Perindustrian menyatakan para produsen gas oksigen sudah 100% wajib menggeser produksinya untuk kebutuhan medis. Melalui kewajiban tersebut, terdapat 1.700 ton oksigen per hari nasional. Sebanyak 1.400 ton untuk Pulau Jawa.
Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengonversi produksi gasnya ke oksigen farmasi. Selain itu, beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan iso tank untuk penanganan pasokan oksigen.
Sebanyak 21 unit kapasitas 20 ton iso tank dari Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, akan tiba di Tanjung Priok, Jakarta, pada esok hari. Lalu, lima unit iso tank dari Balikpapan akan tiba di lokasi yang sama pada Jumat nanti.
Kemudian, empat unit 20 kubik dari Pertamina sedang perjalanan dari Belawan, Sumatera Utara. Estimasi kedatangannya sekitar empat hingga lima hari lagi. Terakhir, tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon, Banten.
Beberapa produsen oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa. Totalnya mencapai 1.315 ton per hari.
Berapa Kebutuhan Oksigen Saat Ini?
Kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia sampai sekarang berkisar 639,9 ribu ton per tahun, sebanyak 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna. Produksi tersebut baru setara dengan 74% dari kapasitas produksi maksimal yang jumlahnya sebesar 866 ribu ton per tahun.
Di Indonesia, terdapat sembilan pabrik oksigen yang ada di Pulau Jawa. Sebanyak empat pabrik di Jawa Barat, satu pabrik di Jawa Tengah, dan sisanya di Jawa Timur.
Berdasarkan data PATH, Indonesia membutuhkan 124.029 silinder oksigen berukuran 7 meter kubik per hari untuk penanganan virus corona Covid-19 per 1 Juli 2021. Jumlah itu setara dengan 51,7% dari total kebutuhan oksigen di Asia Tenggara.
Selain itu, kebutuhan oksigen Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, melampaui Filipina dan Malaysia. Kebutuhan oksigen per hari di kedua negara tersebut masing-masing mencapai 37,1 ribu dan 37 ribu silinder berukuran 7 meter kubik per hari.
Gerakan Masyarakat untuk Sediakan Tabung Oksigen Gratis
Ditengah kelangkaan tabung oksigen relawan dari Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen Untuk Indonesia (GSSTAUI) meminjamkan tabung gas secara gratis untuk warga Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek).
Selain GSSTAUI, ada juga gerakan Wanita Theravada Indonesia yang turut menyalurkan bantuan baik pengisian atau peminjaman tabung oksigen gratis bagi pasien Covid-19 untuk wilayah Jakarta dan Tangerang.
Sedangkan di Yogyakarta terdapat jaringan relawan gerakan dan lembaga kemanusiaan melakukan aksi serupa. Misalnya, Jaringan Gusdurian, Sambatan Jogja (Sonjo), Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah Covid- 19 Command Center. Jaringan relawan ini secara aktif membantu kekurangan oksigen dan mencari stok dari distributor-distributor yang ada.
Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)