Unilever Indonesia Jual Aset Rp 85,84 Miliar ke Grup Ekaterra
Emiten konsumer, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalihkan aset bisnis perusahaan kepada Grup Ekaterra senilai EUR 5,49 juta atau setara Rp 85,84 miliar.
Ekaterra merupakan perusahaan berbadan hukum Uni Emirat Arab (UEA) yang masih terafiliasi dengan Unilever yang sebelumnya bernama Unilever Tea Gulf FZE. Transaksi penjualan aset ini berlaku efektif pada 6 Juni 2022. Nilai transaksi itu juga tidak melebihi dari 20% ekuitas perusahaan pada tahun 2021 senilai Rp 4,32 triliun.
Adapun, aset yang dilepas Unilever antara lain berupa mesin produksi dan perlengkapannya yang berlokasi di Cikarang dan Agriwangi kepada Ekaterra. Pertimbangan dilakukannya transaksi tersebut, Unilever memutuskan untuk memisahkan dan menjual sebagian besar bisnis teh globalnya.
Hal ini dimulai dengan reorganisasi intra-Grup, di mana aset dan perusahaan yang terkait dengan bagian yang relevan dari bisnis teh global Unilever dipindahkan ke kelompok khusus teh yang baru yang bernama Ekaterra.
"Bisnis teh domestik perseroan tidak termasuk dalam transaksi global dan tetap dipertahankan oleh perseroan," bunyi pengumuman perusahaan di keterbukaan informasi, dikutip Rabu (8/6).
Nantinya, Unilever akan mengoptimalkan biaya dan operasi secara lokal. Perseroan masih akan terus menggunakan aset bisnis untuk memproduksi produk ekspor untuk Ekaterra selama masa transisi sampai aset itu dipindahkan ke lokasi Ekaterra dan dapat beroperasi secara mandiri.
Berdasarkan penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Suwendho Rinaldy dan Rekan (KJPP SRR), nilai pasar aset tersebut pada tanggal 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp 85,84 miliar.
Sampai dengan periode kuartal pertama tahun ini, emiten bersandi UNVR ini tercatat membukukan laba bersih Rp 2,02 triliun, meningkat 19,02% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun.
Perolehan laba bersih ini sejalan dengan meningkatnya penjualan bersih perusahaan 5,40% menjadi Rp 10,83 triliun dari tahun sebelumnya Rp 10,28 triliun.
Adapun, total aset perusahaan sampai dengan 31 Maret 2022 terctat senilai Rp 20,39 triliun, meningkat dari posisi 31 Desember 2021 senilai Rp 19,06 triliun. Aset tersebut terdiri dari liabilitas Rp 14 triliun dan ekuitas Rp 6,38 triliun.