Permintaan Ekspor Furnitur Merosot, Pengusaha PHK Hingga 20% Karyawan
Permintaan ekspor furnitur mengalami penurunan imbas inflasi tinggi yang terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa. Hal itu menyebabkan pengusaha furnitur melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK sebesar 10-20%.
Ketua Umum Asmindo, Deddy Rochimat, Eropa dan Amerika Serikat yang merupakan pasar utama industri furnitur Indonesia sedang mengalami resesi. Namun demikian, dia meyakini hal itu berlaku untuk sementara.
"Kita tahu bahwa Amerika sidang resesi, Eropa juga sedang resesi. Tapi ini kan sementara, jadi kita semua harus berbuat sesuatu, tadi juga sudah disebutkan dengan pak menteri Teten kita sedang mencari pasar pasar baru," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (9/5).
Selain mencari pasar baru, Deddy mengatakan, industri furnitur juga tengan menggenjot pasar dalam negeri. Pasar lokal saat ini menyerap 40% produk furnitur Indonesia,
"Kita tahu pasar lokal saja luar biasa, RAPBN semua harus pakai produk lokal, nilainya Rp 400 triliun. Ini potensi besar kami," ujarnya.
PHK Industri Furnitur
Penurunan permintaan tersebut menyebabkan pelaku usaha terpaksan melakukan PHK pada karyawannya. Namun demikian, Deddy meyakini jika PHK tersebut juga bersifat sementara.