2.000 Orang Tewas Akibat Gempa Maroko, Menara Masjid dan Desa Hancur

Tia Dwitiani Komalasari
10 September 2023, 10:17
Petugas menyelematkan warga yang terhimpit bangunan akibat gempa di Maroko, Sabtu (9/9).
Instagram @moroccangov
Petugas menyelematkan warga yang terhimpit bangunan akibat gempa di Maroko, Sabtu (9/9).

Sebanyak lebih dari 2.000 orang tewas akibat gempa bumi di Maroko. Para penyintas bermalam di tempat terbuka di Pegunungan High Atlas.

Gempa menghancurkan desa-desa. Dua menara masjid roboh akibat gempa yang terjadi Jumat malam (8/9). Para warga masih mencari korban selamat yang terkubur di lereng, di mana rumah-rumah dari batu bata lumpur, batu, dan kayu kasar retak akibat gempa. 

Kementerian Dalam Negeri mengatakan 2.012 orang tewas dan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis. Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut berkekuatan 6,8 skala Richter dengan pusat gempa sekitar 72 km.

Kota tua bersejarah Marrakesh mengalami kerusakan parah. Di desa Amizmiz dekat pusat gempa, petugas penyelamat mengangkat puing-puing dengan tangan kosong. Batu-batu yang runtuh menghalangi jalan-jalan sempit. Di luar rumah sakit, sekitar 10 jenazah tergeletak dalam selimut sementara kerabat yang berduka berdiri di dekatnya.

“Ketika saya merasakan bumi berguncang dan rumah miring, saya bergegas mengeluarkan anak-anak saya. Namun, tetangga saya tidak bisa,” kata Mohamed Azaw dikutip dari Reuters, Minggu (10/9).

Warga nampak mengantre di satu-satunya toko yang buka di desa Amizmiz. Mereka mencari perbekalan untuk bertahan di tengah gempa. Persediaan makanan terbatas karena atap dapur runtuh, kata warga desa Mohamed Ouhammo.

Montasir Itri, warga Asni, mengatakan pencarian korban selamat terus dilakukan. “Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa,” katanya.

Warga yang terluka tidak semuanya bisa mendapatkan perawatan yang layak. Misalnya saja, Abdellatif Ait Bella, seorang buruh, terbaring di tanah, hampir tidak bisa bergerak atau berbicara, kepalanya diperban karena luka akibat jatuhnya puing-puing.

“Kami tidak punya rumah untuk menampungnya dan tidak punya makanan sejak kemarin,” kata istrinya, Saida Bodchich. Abdellatif merupakan tulang punggung keluarga yang beranggotakan enam orang tersebut. 

"Kita tidak bisa mengandalkan siapapun kecuali Tuhan," ujarnya lagi.

Tidak Ada Korban WNI

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan KBRI Rabat telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia. Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI.

"Sementara itu, Delegasi Indonesia di Marakesh yang mengikuti The 10th International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023, juga terpantau aman," tulis pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.

KBRI Rabat akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mengenai kemungkinan adanya WNI yang terdampak. Terdapat sekitar 500 WNI yang tinggal menetap di Maroko.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...