Beban Kerja Berlebihan Penyebab Kematian Para Dokter di Masa Pandemi

Yuliawati
Oleh Yuliawati
2 September 2020, 18:14
kematian, pandemi corona, IDI
ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.
Seorang tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (13/7/2020).

Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menduga kematian 100 dokter akibat Covid-19 disebabkan beban kerja yang berlebihan selama pandemi. Wakil Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menyebutkan beban kerja berlebihan membuat para tenaga medis kurang istirahat dan mempengaruhi daya imunitasnya. 

"Ini menyangkut jam kerja dan jam istirahat yang dibutuhkan. Inilah yang harus dibuatkan sebuah regulasi yang bagus supaya bisa mengatur jam kerja," ujar Adib Khumaidi di Jakarta, Rabu (2/9) dikutip dari Antara.

Advertisement

Adib menyatakan seharusnya di masa pandemi ini rumah sakit atau pelayanan kesehatan tak menambah beban kerja tenaga medis namun mengatur waktu kerja. Ke depan IDI akan menghitung kemampuan sumber daya manusia untuk mencari solusi terbaik.

Terdapat beberapa perubahan yang masih dikaji IDI. Pertama, membuat kebijakan pergantian tenaga medis antara satu wilayah dengan lainnya sehingga mengurangi beban kerja. "Perlu mengatur beban kerja tenaga medis, salah satu solusinya mungkin melakukan substitusi," kata Adib.

Tenaga medis juga bisa digantikan para relawan yang kompeten di bidang kesehatan. "Ini yang perlu kami lakukan di setiap wilayah," katanya.

Ia menjelaskan untuk melaksanakan pergantian tersebut bisa dilakukan dengan mengatur pola untuk tenaga kesehatan dari beberapa unit terkait.

Kedua, membuat klasterisasi rumah sakit khusus Covid-19 dengan sumber daya yang dimaksimalkan di titik tersebut."Jadi kami lebih mudah melakukan substitusi terkait SDM," ujarnya.

Ketiga, menyiapkan tenaga tambahan misalnya dokter umum atau perawat yang dilatih khusus untuk penatalaksanaan penanganan Covid-19. Namun, sebelum dilakukan pergantian, perlu dilakukan pemetaan sumber daya manusia atau tenaga medis yang ada.

Hal itu misalnya menghitung berapa jumlah dokter spesialis penyakit dalam, dokter paru, dokter umum termasuk ketersediaan kapasitas tempat tidur hingga peralatan yang ada di rumah sakit.

Selanjutnya juga perlu menghitung eskalasi penambahan jumlah pasien yang terjadi di suatu wilayah misalnya Jakarta dengan tingkat hunian sekitar 74%, maka harus dipikirkan antisipasinya.

Hingga akhir Agustus sebanyak 100 dokter meninggal akibat Covid-19. Padahal rasio jumlah dokter di Indonesia terendah kedua  di Asia Tenggara yakni 0,4 dokter per 1.000 penduduk seperti grafik berikut ini:



Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan angka positif Covid-19 terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir membuat sejumlah rumah sakit dipenuhi pasien corona. Satgas Penanganan Covid-19 berupaya memindahkan pasien Covid-19 ke Wisma Atlet untuk mengurangi beban tenaga medis di rumah sakit.

Sebelumnya Presiden Jokowi juga mengucapkan belasungkawa atas wafatnya para tenaga medis yang menangani Covid-19. Presiden meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan agar rumah sakit dan tenaga medis tidak kewalahan menangani banyaknya pasien Covid-19.

Pemerintah juga berharap pihak rumah sakit bisa disiplin menerapkan sistem pembatasan kerja para tenaga medis yang menangani corona. Adapun, pemerintah akan menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk tenaga medis, mulai dari alat pelindung diri (APD) hingga insentif.

Kasus penyebaran virus corona di Indonesia terus mengalami lonjakan. Jumlah kasus positif virus corona RI pada Rabu (2/9) bertambah 3.075 menjadi 180.646 orang. Lonjakan ini merupakan kedua tertinggi usai 3.308 pasien baru pada Sabtu (29/8) lalu.

Secara total Pulau Jawa masih menjadi episentrum penularan corona di Indonesia. Sebanyak 2.003 atau 65,1% kasus baru berasal dari wilayah ini. Provinsi DKI Jakarta masih menyumbang kenaikan kasus terbanyak yakni 1.054 orang. Jawa Timur menyumbang 385 pasien baru hari ini.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement