Pakar Imbau Pasien Waspadai Efek Samping Obat Covid-19
Pasien Covid-19 perlu berhati-hati dan mengikuti petunjuk dalam mengkonsumsi obat-obatan. Beberapa obat Covid-19 menciptakan efek sampimg bagi penderita bila dikonsumsi tanpa ketentuan.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Zullies Ikawati mengatakan hal pertama yang perlu diperhatikan adalah dosis obat. "Konsumsi obat secara berlebihan dapat menyebabkan overdosis serta toksisitas atau keracunan obat," kata Zullies dalam Katadata Forum Virtual Series, Jum'at (6/8).
Konsumsi obat perlu memperhatikan dosis yang terkait dengan jarak waktu dalam mengkonsumsi obat tersebut. Dia menyebut bila dosisnya dua kali sehari maka pasien perlu minum obat dalam jarak 12 jam. Bila konsumsi obat kurang dari waktu tersebut maka dapat memberikan dampak kelebihan dosis.
"Obat ibarat racun, senyawa asing yang bisa berefek macam-macam apabila dilakukan dengan dosis yang tidak sesuai maka tidak akan menyembuhkan," kata Zullies.
Selain overdosis, Zullies menyebut efek samping yang muncul berupa tak ada efeknya ketika dikonsumsi. Biasanya karena konsumsinya kurang dari takaran atau dosis yang dianjurkan. "Rugi juga, penyakitnya tidak tertangani, tapi obatnya tidak berefek." kata Zullies.
Zullies mengatakan, efek samping konsumsi obat bisa berbeda pada setiap individu. Sehingga penting buat pasien memperhatikan dan peka terhadap efek samping obat. "Setiap orang harus memahami sendiri efek habis minum obat, efek samping paling umum seperti mual atau mengantuk," kata Zullies.
Dia mencontohkan pasangan suami istri yang menjalani isolasi mandiri dan sama-sama mengkonsumsi Ivermectin. Berkat obat cacing tersebut, kondisi tubuh suami membaik dan bisa sembuh dari Covid-19. Sebaliknya, istrinya mengalami perburukan dan tak terselamatkan. "Artinya mungkin obatnya tidak berdampak pada istrinya untuk menahan virus," kata Zullies.
Selain perlunya pemahaman akan efek samping, Zullies juga mengatakan pentingnya edukasi masyarakat terhadap informasi yang beredar luas. Masyarakat harus kritis, apalagi jika menemui informasi yang berisi tentang hal secara berlebihan atau diragukan kebenarannya.
Dia mengimbau masyarakat untuk mengikuti arahan dari tenaga kesehatan. "Kalau ada yang kurang pas, bisa ditanyakan kepada para ahli atau melalui sumber-sumber yang bisa dipercaya," kata Zullies.
Penyumbang bahan: Mela Syaharani