Muncul Petisi Boikot JTBC karena Tetap Tayangkan Drama Snowdrop
ZIGI – JTBC diminta untuk ditutup karena tetap menayangkan drama Snowdrop meski sudah diboikot oleh masyarakat Korea Selatan. Terbaru, muncul sebuah petisi di situs resmi Kepresidenan Blue House agar stasiun televisi tersebut berhenti siaran.
Sebelumnya, JTBC telah merilis berbagai pernyataan dalam upaya meredakan amarah publik. Selain membantah tudingan distorsi budaya, JTBC memutuskan untuk menayangkan tiga episode Snowdrop sekaligus di pekan ini untuk membuktikan bahwa drama tersebut tidak ada hubungannya dengan gerakan demokrasi selama tahun 1980-an.
Lantas seperti apa petisi baru di Blue House yang berisikan protes warga Korea Selatan tentang penutupan JTBC? Berikut berita selengkapnya.
Baca Juga: JTBC Percepat Jadwal Tayang Snowdrop Episode 3, 4 dan 5
Petisi Tentang Penghapusan Stasiun Televisi JTBC
Pada Kamis, 23 Desember 2021, sebuah petisi baru muncul di situs resmi Blue House berjudul ‘Kami mengajukan petisi untuk penghapusan JTBC, yang menayangkan drama anti-konstitusional’.
Berdasarkan pantauan Zigi.id pada Jumat, 24 Desember 2021 pukul 09.08 WIB, Petisi tersebut sudah mendapat 28,154 tanda tangan dan dipastikan akan terus bertambah.
Poin utama dalam petisi itu kembali menyoroti bahwa drama Snowdrop tidak layak tayang karena mendistorsi sejarah. Disebutkan bahwa proyek akting JTBC dibintangi Jisoo Blackpink tersebut meremehkan gerakan demokrasi.
Pasalnya, gerakan demokrasi yang dilakukan oleh mahasiswa sepanjang tahun 1980-an menjadi momentum bagi Korea Selatan bisa menjadi negara demokrasi seperti sekarang.
Petisi itu juga menuliskan keluhan masyarakat terhadap sikap JTBC dalam menangani kontroversi karena selalu mengelak. Keputusan JTBC untuk menayangkan drama Snowdrop episode 3-5 lebih awal untuk mencegah kesalahpahaman diyakini sebagai langkah yang salah.
Staf JTBC Disalahkan Karena Mengagungkan Mata-mata Korea Utara
Tidak berhenti di situ saja, sang pemohon petisi memasukkan detail sebenarnya dari gerakan demokrasi, yang mereka yakini telah dipercantik oleh tim produksi JTBC.
“Mengatakan bahwa sistem Republik dan sistem Demokrat ini dibuat oleh mata-mata Korea Utara yang ikut campur, itu distorsi. Selain itu, Anda memperindah lembaga-lembaga yang diciptakan oleh pemerintah dengan menyatakan bahwa mereka berkuasa melalui pemberontakan sipil dan militer. Anda menyangkal Sistem Konstitusi 1987 dan membela kekuatan yang berkuasa secara ilegal,” tulis sang pemohon petisi.
Asal Usul Stasiun Televisi JTBC Dibahas
Sang pemohon petisi kemudian menceritakan asal usul JTBC yang pernah mengganti nama atau re-branding. Ia mengklaim bahwa JTBC sebelumnya ditutup oleh kediktatoran militer sambil menyimpulkan bahwa stasiun penyiaran semacam ini harus ditutup.
“Ketika saluran penyiaran diluncurkan kembali pada tahun 2011, mereka mengubah nama mereka menjadi JTBC. Saluran tersebut adalah pemulihan dari Sistem Penyiaran Tongyang (Oriental) (TBC), yang ditutup oleh kediktatoran militer,” tulisnya.
Lalu dilanjutkan dengan, “Tapi sekarang, Anda sedang menayangkan sebuah drama yang mengagungkan para pelayan kediktatoran yang berkuasa dengan menyebabkan perang saudara. Stasiun penyiaran seperti itu seharusnya tidak memenuhi syarat untuk beroperasi di Korea Selatan dan harus ditutup,” tandasnya.
Sementara itu, petisi baru tentang penutupan JTBC ini akan berlangsung hingga 22 Januari 2022 mendatang. Tidak sedikit masyarakat Korea yang menyebut bahwa penutupan JTBC menjadi jawaban terbaik untuk situasi saat ini, mengenai tudingan distorsi budaya yang dilayangkan untuk drama Snowdrop.
Baca Juga: Susul Snowdrop, Drama Until the Morning Comes Diduga Distorsi Sejarah
