8 Fakta Menarik Jalan Raya Pos, Jalur Bersejarah Zaman Belanda
ZIGI – Menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke-76, kali ini Zigi.id akan membahas tentang Jalan Raya Pos, yang membentang di Pulau Jawa. Jalan yang dianggap layaknya jalur tol ini menyimpan sejarah yang panjang bagi bangsa Indonesia.
Selain karena sudah ada sejak zaman Belanda, jalur ini juga memakan banyak korban jiwa dan ada sosok Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang kejam di balik pembangunan Jalan Raya Pos ini. Apa saja fakta menarik Jalan Raya Pos atau yang juga dikenal Jalan Daendels ini? Scroll artikel di bawah ini yuk!
Dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Jalan Raya Pos dibangun oleh Herman Willem Daendels setelah diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 28 Januari 1807. Daendels ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal oleh Louis Bonaparte, adik Napoleon Bonaparte yang merupakan raja di Belanda saat terjadinya Peperangan Napoleon di Eropa. Semasa menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels dikenal sebagai seseorang yang kejam dan bertangan dingin.
Terinspirasi dari Imperium Romawi
Daendels membangun Jalan Raya Pos karena terinspirasi dari imperium Romawi, terutama di zaman kekuasaan Byzantine yang membangun jalan pos bernama Curcus Publicus. Di zaman tersebut, jalan pos ini dibangun untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya dari Inggris. Strategi ini yang kemudian ditiru oleh Daendels agar logistik dan mobilitas pasukan tentara Belanda di Pulau Jawa berjalan lancar dan Jawa tetap menjadi daerah kekuasaannya.
Tujuan Pembangunan Jalan Raya Pos
Pembangunan Jalan Raya Pos ini juga bertujuan untuk mempermudah pengiriman pesan antara pemerintah Deandles di Batavia dengan wilayah lainnya menggunakan kereta pos. Selain itu, Jalur Daendels ini pun dipakai untuk mengangkut komoditas dan hasil bumi baik ke gudang maupun pelabuhan sebelum akhirnya dibawa ke Belanda.
Hanya Boleh Dilewati Kendaraan Tertentu
Setelah 40 tahun Jalan Raya Pos dibangun, pemerintah Kolonial Hindia Belanda melarang gerobak dan cikar milik pribumi untuk melewati jalan tersebut karena dianggap bisa merusak jalanan. Alhasil, hanya mobil pos milik pemerintah dan juga mobil milik pribadi orang elit Belanda yang boleh melewati jalan tersebut. Rakyat kecil hanya diperbolehkan melintasi jalan-jalan yang ada di sisi Jalan Raya Pos itu.
Pembangunan Selama 3 Tahun
Pembangunan Jalan Raya Pos berlangsung dalam waktu relatif cepat, yakni tiga tahun antara 1808 hingga 1811. Awalnya, Daendels melakukan perjalanan dari Butenzorg ke Semarang dan ujung timur Jawa untuk mengetahui permasalahan di Jawa pada 29 April 1808.
Sesampainya di Semarang tepatnya pada 5 Mei 1808, Herman Willem Daendels mengeluarkan perintah untuk memperbaiki dan menghubungkan jalan-jalan desa yang sudah ada. Tapi karena keterbatasan biaya, Daendels hanya meratakan jalan dari Batavia ke Buitenzorg yang kini dikenal Bogor, serta dan membangun petak jalan di Preanger. Sedangkan jalan dari Cirebon sampai Surabaya dikerjakan oleh para bupati di daerah masing-masing.
Memakan Banyak Korban Jiwa
Pembangunan Jalan Raya Pos juga memakan korban jiwa dari kalangan pribumi yang tidak sedikit jumlahnya. Saat di kota Sumedang, para pekerja paksa harus memetak pegunungan dengan peralatan sederhana seperti kampak. Dengan medan yang begitu berat, untuk pertama kalinya ada angka jumlah korban yang jatuh mencapai 5000 orang.
Tidak berhenti sampai di situ, sumber Inggris melaporkan seluruh korban yang tewas akibat pembangunan Jalan Raya Pos sebanyak 12.000 orang. Namun itu hanya angka yang tercatat, diyakini jumlah korban jiwa lebih dari angka tersebut. Akan tetapi, tidak pernah ada komisi resmi yang menyelidiki.
Diabadikan dalam Film Dokumenter
Jalan Raya Pos ini juga pernah diabadikan dalam film dokumenter berjudul De Grotoe Postweg yang disutradarai dan ditulis oleh Bernie Ijdis. Film yang dirilis pada 1996 ini menceritakan tentang sejarah dan dampak modern dari Jalan Raya Pos. Pramoedya Ananta Toer, yang juga diceritakan kisah hidupnya semasa Orde Baru, dilaporkan ikut mengisi narasi untuk film dokumenter Jalan Raya Pos ini.
Dibangun Sepanjang 1.000 km
Jalan Raya Pos merupakan salah satu mega proyek era kolonial yang membentang di sepanjang pantai utara Jawa sepanjang 1.000 kilometer. Jalur Pos atau seperti jalan tol pada masa Hindia Belanda ini melalui beberapa kota seperti Anyer, Tangerang, Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Probolinggo hingga Panarukan. Daeah-daerah tersebut kini dikenal sebagai dengan sebutan daerah Pantai Utara atau Pantura.
Demikian fakta menarik Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels yang dibangun oleh Herman Willem Daendels. Saat ini, Katadata tengah menyusuri kembali rute pembangunanya Jalan Raya Pos yang merupakan edisi spesial untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang ke-76 bertajuk Jelajah Jalan Raya Pos.
