Mantan Bos WhatsApp Menyesal Jual Platformnya ke Mark Zuckerberg

Image title
9 Mei 2022, 17:54
WhatsApp
Unsplash.com
WhatsApp

ZIGI – Mantan Chief Business Officer WhatsApp, Neeraj Arora belum lama ini mengungkap pengakuan mengejutkan. Ia mengatakan menyesal telah menjual WhatsApp kepada Mark Zuckerberg pendiri Facebook yang kini telah berganti nama menjadi Meta.

Lantas, hal apa yang telah membuat Arora menyesal telah melepas platformnya kepada salah satu orang terkaya di dunia tersebut? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: WhatsApp Uji Coba Fitur Kirim File hingga 2GB, Ini Syaratnya

Facebook Dinilai Langgar Kesepakatan

WhatsApp
Photo : Twitter.com/@neerajarora
WhatsApp

Penyesalan yang dirasakan Neeraj Arora dia sampaikan melalui akun Twitter @neerajarora. Dengan tegas Arora yang telah keluar dari perusahaannya mengaku menyesal menjual WhatsApp ke Mark Zuckerberg.

“Pada tahun 2014, saya adalah Chief Business Officer WhatsApp. Dan saya membantu menegosiasikan penjualan US$22 miliar ke Facebook. Hari ini, saya menyesalinya,” tulis Arora melalui Twitter, dikutip Zigi.id dari NBC News pada Senin, 9 Mei 2022.

Arora menyebut, pengembangan platform yang ikut ia kembangkan di awal telah berubah dari kesepakatan pada negosiasi sebelumnya. Ketika mengakuisisi WA, Mark Zuckerberg memberi penawaran seperti dukungan penuh enkripsi ujung ke ujung tanpa iklan, kemandirian produk yang lengkap, dan kursi dewan untuk salah satu pendiri WhatsApp, Jan Koum. Namun, kesepakatan tersebut dianggap tidak sesuai dengan kenyataan.

Dia menambahkan, WhatsApp pada masa-masa awal dibuat dengan misi untuk menghubungkan kerabat di seluruh dunia. Ketika ia memimpin perusahaan, WhatsApp menghasilkan uang dari beban biaya US$1 (Rp15 ribu) kepada pengguna saat mengunduh aplikasi.

"Jika Anda menggunakan WhatsApp di masa-masa awal, Anda ingat apa yang membuat produk ini istimewa: Komunikasi internasional. Untuk orang-orang (seperti saya) dengan keluarga di banyak negara, WhatsApp adalah cara untuk tetap terhubung—tanpa membayar SMS jarak jauh atau biaya panggilan," kata Arora melanjutkan.

Proses Pembelian WhatsApp oleh Mark Zuckerberg

WhatsApp
Photo : Twitter.com/@neerajarora
WhatsApp

Dalam utas yang dibuatnya, Arora turut menceritakan awal mula berdirinya WhatsApp. Aplikasi ini didirikan oleh Jan Koum dan Brian Acton pada tahun 2009 adapun Arora baru bergabung dengan perusahaan tersebut pada tahun 2011.

Beberapa tahun kemudian, bos Facebook Mark Zuckerberg mencoba merayu WhatsApp dan menyatakan keinginannya untuk mengakuisisi perusahaan pesan instan tersebut. Ketika itu, Arora dan kawan-kawan menolak tetapi akhirnya luluh ketika Zuckerberg memberikan sejumlah penawaran.

Hingga pada tahun 2018, skandal Facebook/Cambridge Analytica bocor menjadi konsumsi publik. Brian Acton yang merintis WhatsApp kemudian membuat cuitan dengan tagar #deletefacebook yang mengguncang dunia.

"Saat ini, WhatsApp adalah platform terbesar kedua Facebook (bahkan lebih besar dari Instagram atau FB Messenger). Tapi itu adalah bayangan dari produk yang kami curahkan dengan hati kami, dan ingin kami bangun untuk dunia. Dan saya bukan satu-satunya yang menyesal telah menjadi bagian dari Facebook ketika itu terjadi," tambah Arora.

Neeraj Arora berharap, perusahaan teknologi bisa mengakui kesalahan apabila memang telah berbuat sesuatu yang merugikan. Arora mengaku tidak menyangka jika Facebook menjelma menjadi monster Frankenstein yang melahap data pengguna dan mengeluarkan uang kotor.

Baca Juga: 6 Fitur Baru Diprediksi Bakal Dirilis WhatsApp Tahun 2022

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...