Juni, Neraca Perdagangan Kembali Defisit
KATADATA ? Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan pada Juni 2014 akan kembali defisit sebesar US$ 300 juta. Defisit neraca minyak dan gas (migas) masih terus berlanjut menyusul tingginya laju impor minyak.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan perkiraan defisit ini karena melihat perlambatan perekonomian China, yang membuat permintaan di negara tersebut melemah. Padahal, selama ini China menjadi negara tujuan utama ekspor kita. Makanya kinerja ekspor Indonesia menjadi lesu.
?Surplus neraca perdagangan nonmigas tidak diimbangi dengan penurunan defisit migas yang berarti. Sehingga kondisi neraca perdagangan masih defisit,? ujarnya seperti dikutip harian Kontan, Rabu (16/7).
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih menjelaskan impor minyak minyak (bahan bakar minyak/BBM) pada bulan Juni cukup tinggi. Lantaran untuk mengantisipasi kenaikan permintaan menjelang Idul Fitri dan musim libur sekolah.
Sementara itu kinerja ekspor pun belum bisa maksimal. Mengingat harga dua komoditas yang selama ini menopang ekspor, yaitu minyak sawit (CPO) dan batu bara yang sedang anjlok.