Bunga Diturunkan, BRI Sebut KUR Masih Menguntungkan
KATADATA ? PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menyebut penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan berdampak pada penerimaan perusahaan. Pendapatan bunga BRI berkurang, akibat penurunan bunga KUR dari 21 persen menjadi 19 persen.
Meski demikian, Direktur BRI Asmawi Syam mengatakan berkurangnya pendapatan bunga tersebut tidak akan terlalu besar. BRI masih tetap mendapat selisih antara pengeluaran dan pendapatan (spread) meskipun bunga turun.
Meski margin bunganya berkurang, BRI berharap bisa menyalurkan kredit lebih banyak, apalagi di tengah kelesuan ekonomi saat ini. BRI menargetkan penyaluran kredit mikro sebesar Rp 17 triliun tahun ini bisa terserap seluruhnya.
"Kredit kami target, untuk mikro Rp 17 triliun. Sekarang, bagaimana dalam waktu enam bulan ini kami bisa genjot KUR. Ini (kebijakan subsidi bunga KUR) bisa menstimulasi pengusaha kecil untuk kredit. Ini kan effort dari pemerintah," kata dia ketika dihubungi Katadata, Senin (29/6).
Dia menjelaskan, program pemerintah ini di luar rencana kerja BRI, sehingga perusahaan akan mendapat tambahan pendapatan dari penyaluran KUR. Selain itu, BRI hanya menambah sedikit pegawai untuk program ini, untuk memperkecil biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
Asmawi mengatakan sebelumnya bunga KUR juga sudah menurun dari 22 persen menjadi 21 persen. Saat itu penurunan bunga tersebut, BRI masih mendapatkan spread keuntungan meski bunganya turun.
BRI juga tidak khawatir penyaluran KUR dapat berdampak pada likuiditas bank. Rasio pinjaman terhadap tabungan (loan to deposit ratio/LDR) perbankan masih pada level yang cukup rendah, yakni dibawah 90 persen.
Asmawi juga menyebutkan, perusahaan menargetkan penyaluran kredit bisa tumbuh 14-15 persen tahun ini. Begitu juga dengan dana pihak ketiga (DPK) yang ditarget tumbuh 16-17 persen.
Sebelumnya, pemerintah sepakat memberikan subsidi bunga KUR senilai Rp 1 triliun. Dari dana tersebut, pemerintah akan mensubsidi bunga KUR sebesar 7 persen. Sementara, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hanya perlu membayar 12 persen. Dengan begitu, bank hanya menerima 19 persen dari bunga KUR, lebih kecil dari sebelumnya 21 persen.
Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar sejak pertama kali program ini diluncurkan pada 2007. Total plafon KUR BRI hingga November tahun lalu mencapai mencapai Rp 115,6 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafonnya sebesar Rp 20,6 triliun dan Rp 95 triliun
Selain BRI, pemerintah menunjuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menjadi bank pelaksana yang menyalurkan KUR tahun ini.
Direktur Micro & Business Banking Bank Mandiri Tardi mengatakan perusahaanya kebagian untuk menyalurkan KUR tahun ini sebanyak Rp 3 triliun. Sebesar Rp 1 triliun untuk mikro dan Rp 2 triliun ritel.
Menurut Tardi, kebijakan penurunan bunga KUR akan bisa meningkatkan pertumbuhan kredit UMKM. ?Dengan turunnya bunga ini maka akan meningkatkan margin keuntungan pengusaha, sehingga bisa meningkatkan daya tumbuhnya pengusaha mikro,? ujar Tardi.