BI Belum Siapkan Kebijakan Baru Atasi Perlambatan Ekonomi

Aria W. Yudhistira
6 Agustus 2015, 18:40
Katadata
KATADATA
Bank Indonesia belum menyiapkan kebijakan baru untuk mengatasi perlambatan ekonomi.

KATADATA ? Bank Indonesia (BI) belum akan merespons perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini dengan mengeluarkan kebijakan baru.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Yati Kurniati mengatakan, pihaknya tidak dapat reaktif dengan mengeluarkan kebijakan. BI perlu menganalisa berbagai aspek, serta berkepentingan untuk menjaga kondisi ekonomi tetap seimbang.

?Mengeluarkan kebijakan itu harus hati-hati. Di satu sisi kami akan menjaga pertumbuhan ekonomi jangan terlalu rendah, namun di sisi lain tidak bisa membiarkan pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi,? jelasnya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (6/8).

Dia menjelaskan, BI telah mengeluarkan dua kebijakan terkait relaksasi kredit konsumsi, yakni pelonggaran rasio agunan terhadap kredit atau loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) kredit kendaraan bermotor (KKB). Kedua kebijakan tersebut bagian dari upaya BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Meski begitu, Yati mengakui, kebijakan baru akan terasa pada tahun depan. ?Belum kami hitung untuk tahun depan kontribusinya berapa. Tapi yang jelas akan ada second round effect-nya karena menumbuhkan permintaan properti,? katanya.

Di kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Real Estate Indonesia (REI) Harry Raharta Sudrajat berharap bank-bank konvensional dapat menurunkan suku bunganya hingga di bawah 10 persen. ?Minimal jadi satu digitlah, kalau sekarang kan masih dua digit,? katanya.

Selain itu,  Harry berharap pemerintah segera merealisasikan program ?Satu Juta Rumah?. Program ini merupakan salah satu kunci menumbuhkan sektor properti yang sedang lesu. ?Jadi kami minta lebih semangatlah pemerintah menjalankan program,? ujar Harry.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 mencatatkan kinerja yang terendah sejak 2010. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada periode April-Juni 2015 sebesar 4,67 persen secara tahunan (year on year/ yoy), lebih rendah daripada kuartal sebelumnya sebesar 4,71 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II disebabkan menurunnya tingkat konsumsi masyarakat. Pada kuartal II, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 54,7 persen terhadap PDB hanya tumbuh 4,97 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal I yang tumbuh 5,01 persen.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...