Pelaku Industri Migas Siap Menyerap Kargo Gas Jatah Dalam Negeri

Yura Syahrul
1 September 2015, 16:58
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Pelaku usaha minyak dan gas bumi (migas) mempertanyakan rencana Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengekspor kargo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang merupakan jatah dalam negeri. Pasalnya, pelaku migas sebenarnya siap menyerap pasokan gas di dalam negeri tersebut.

Tommy Tumbelaka, eksekutif Oiltanking GmbH, perusahaan storage minyak asal Jerman, mengklaim perusahaannya siap membeli kargo gas jatah dalam negeri yang hingga kini masih belum laku. Nantinya, gas tersebut akan digunakan untuk memasok kebutuhan industri di Jawa Barat. ?Kami siap membelinya untuk Jawa Barat,? katanya kepada Katadata, Selasa (1/9).

Namun, sebelum membeli kargo gas itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) harus mengungkapkan secara transparan patokan harga gas tersebut. "Pemerintah baik Kementerian ESDM ataupun SKK Migas harus buka-bukaan, berapa harga DES-nya. Apakah berdasarkan International Price atau DES Cina," katanya. Saat ini, harga jual gas sampai di lokasi dekat pembeli gas atau delivered ex-ship (DES) sebesar US$ 6,4 per MMBTU (Million British Thermal Units).

Keinginan tersebut menanggapi rencana SKK Migas mengekspor tiga kargo gas jatah dalam negeri lantaran hingga kini masih belum laku. Tiga kargo itu merupakan sisa dari 20 kargo yang belum terikat kontrak dengan pembeli. Dari tiga kargo itu, dua kargo berasal dari produksi Kilang Badak di Bontang, Kalimantan Timur dan satu kargo dari Kilang Tangguh di Papua.

(Baca: Tiga Kargo Gas Jatah Dalam Negeri Masih Belum Laku) 

Menanggapi keinginan pelaku usaha migas tersebut, Wakil Kepala SKK Migas M.I. Zikrullah menyatakan, pihaknya akan memprioritaskan pembeli dari dalam negeri jika memang ada yang berminat. Adapun rencana semula mengekspor tiga kargo gas itu karen sudah tidak lagi terserap oleh pasar di dalam negeri. Dengan begitu, SKK Migas bisa memaksimalkan penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (migas) di tengah penurunan tajam harga minyak tahun ini.

Sebelumnya, Zikrullah mengakui, tidak mudah menjual gas di luar negeri saat ini karena pasokannya juga melimpah. Saat ini, ada banyak penjual gas dari luar negeri sehingga mau tidak mau SKK Migas harus bersaing ketat untuk mendapatkan calon pembeli. "Kompetitornya banyak, ada di Malaysia dan Thailand. Tidak cuma dalam negeri yang kita punya, belum (gas dari) Australia. Makanya tidak mudah (menjualnya)," ujarnya.

Reporter: Arnold Sirait
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...