Bank Dunia: Peringkat Kemudahan Berbisnis Indonesia Naik

Muchamad Nafi
28 Oktober 2015, 18:28
Gedung Perkantoran
Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung-Gedung pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta

KATADATA - Dari Washington, Amerika Serikat, Bank Dunia merilis peringkat kemudahan berbisnis di dunia, hari ini waktu setempat. Dalam survei Ease of Doing Business 2016 itu, kemudahan berbisnis di Indonesia dinyatakan meningkat 11 level. Lembaga keuangan internasional ini menempatkan Indonesia pada posisi 109, naik dari survei sebelumnya yang masih bertengger di tangga 120.

Dengan kemajuan tersebut, Bank Dunia memasukkan Indonesia sebagai salah satu dari 24 negara dari 189 negara yang berhasil mereformasi tiga indikator atau lebih. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun mengapresiasi survei sepanjang 2 Juni 2014 hingga 1 Juni 2015 tersebut. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea mengatakan setidaknya ada tiga indikator yang menjadi acuan perbaikan peringkat tersebut. "Di antaranya pembayaran pajak, akses kredit, dan izin konstruksi," kata Tamba, Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2015.

Sebagai ukuran kemudahan berbisnis, Bank Dunia membuat 10 indikator. Indonesia tak selalu meraih nilai bagus dalam semua faktor tersebut. Misalnya, dalam kategori memulai usaha (starting business), nilai Indonesia menurun dari 155 menjadi 173.

Namun, lembaga keuangan internasional itu mencatat hal positif di kategori lainnya, yakni waktu total untuk memulai usaha terpangkas dari 52,5 hari menjadi 47,8 hari. Kemudian, akses perkreditan (getting credit) membaik dalam sistem fidusia online, misalnya memungkinkan unutk mengakses pencarian nama debitur. Sementara itu, indeks hak hukum juga meningkat dari empat menjadi lima. Ada pula perubahan positif dalam pembayaran pajak dari peringkat 160 menjadi 148 dan izin konstruksi membaik dari posisi 110 ke 107.

Tamba mengatakan, sebenarnya peringkat kemudahan berbisnis Indonesia pada 2015 berada di posisi 114. Namun, karena ada perubahan metodologi, rangking tahun lalu merosot hingga peringkat 120. Dia berharap perubahan peringkat secara positif ini akan membangun citra Indonesia, terutama dalam meningkatan penanaman modal.

"Sebenarnya, di angka 100 itu masih kurang elok dan pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap investasi. Hanya saja, dari sisi image building ini kami harap akan berdampak baik," kata Tamba. (Baca juga: Meski Membaik, Berbisnis di Indonesia Tetap Lebih Sulit dari Vietnam).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...