Panigoro-Newmont Belum Sepakat, Saham Medco Melorot
KATADATA - Pengusaha Arifin Panigoro masih dalam proses negosiasi pembelian 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dengan Newmont Mining Corporation (NMC). Sementara itu, kabar megatransaksi yang pertama kali dihembuskan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli tersebut sudah direspons oleh investor di lantai bursa sehingga harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk langsung bergejolak dalam dua terakhir.
Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/11), harga saham perusahaan minyak dan gas bumi milik Keluarga Panigoro ini anjlok 10 persen menjadi Rp 1.170 per saham. Padahal, sehari sebelumnya, harga saham Medco sempat melejit 25 persen.
(Baca: Dikabarkan Mengakuisisi Newmont, Saham Medco Melejit 25 Persen)
Harga saham Medco bergerak bak yo-yo lantaran kesimpangsiuran kabar akuisisi Newmont oleh Panigoro. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, pembelian saham perusahaan tambang tembaga di Nusa Tenggara Barat itu masih dalam proses negosiasi. Jadi, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara Panigoro dengan NMC sebagai pengendali utama Newmont.
"Itu juga rasanya belum closed betulkan. Masih dalam proses," katanya di Jakarta, Jumat (27/11). Menurut Sudirman, itu merupakan transaksi dan pembicaraan secara bisnis sehingga pemerintah tidak bisa ikut campur.
Ia mengungkapkan, sebenarnya Newmont atau pemegang saham yang baru sudah berkomunikasi dengan Kementerian ESDM. "Saya tidak tahu Pak Arifin atau siapa (yang mau membeli). Tapi yang jelas sudah ada," imbuh Sudirman. Pembicaraan mengenai transaksi saham Newmont tersebut mulai berlangsung sejak tiga bulan sampai empat bulan yang lalu.
Kini, Kementerian ESDM masih menunggu penyelesaian proses transaksi tersebut. Setelah itu, barulah kedua belah pihak melaporkan dan membicarakan dengan pemerintah. "Kami menjaga supaya seluruh aturannya dipenuhi," tandas Sudirman.
(Baca: Rizal Ramli Sebut Panigoro akan Caplok 76 Persen Saham Newmont)
Kabar rencana Arifin mengakuisisi 76 persen saham NNT diungkapkan pertama kali oleh Rizal setelah bertemu dengan Arifin Panigoro di kantor Kemenko Maritim, dua hari lalu (25/11). “Kedatangan saya untuk melaporkan akuisisi Newmont. Selain karena Kemenko (Maritim) ini membawahi Kementerian ESDM, juga karena Rizal Ramli adalah sahabat lama sejak puluhan tahun silam,” kata Arifin, seperti tercantum dalam siaran pers Menko Maritim.
Tak sekadar mencaplok tambang Newmont, Arifin juga berniat membangun pabrik pengolahan (smelter) mineral. Pembangunan smelter memang menjadi kewajiban perusahaan pertambangan seperti diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No.77/2009. Kalau semua proses akuisisi tuntas akhir Desember nanti, maka pembangunan smelter bisa dikerjakan mulai awal tahun depan.
Menanggapi kabar itu, Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro menyatakan tidak mengetahui dan terlibat dalam transaksi tersebut. “Saat ini Medco Tbk belum terlibat,” katanya.
Sementara itu, Omar Jabara, Group Executives Newmont Mining Corporation, mengakui pihaknya sejauh ini menerima banyak tawaran terhadap berbagai aset yang dimiliki Newmont dan selalu mempertimbangkan berbagai proposal penawaran tersebut. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan portofolio dan neraca keuangan NMC.
Namun, Omar secara tidak langsung menyatakan, proses negosiasi penjualan saham NNT kepada Arifin Panigoro belum mencapai kata sepakat karena masalah harga. "Hingga saat ini tidak ada diskusi terkait dengan aset kami di Indonesia yang memenuhi semua kriteria penjualan kami, yaitu termasuk komitmen penuh pendanaan sesuai dengan nilai yang wajar,” katanya dalam siaran pers NMC, Kamis (26/11).