Masuk Bisnis Air, Medco Setor Proyek Umbulan Rp 1,7 Triliun
KATADATA - Di tengah kejatuhan harga minyak dunia, PT Medco Energi tetap melakukan ekspansi bisnis. Namun, kali ini perusahaan minyak milik konglomerat Arifin Panigoro itu tak merambah industri migas. Mereka hendak masuk bisnis penyediaan air minum.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebutkan Medco dipastikan menjadi pemenang lelang pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan. Perusahaan Air Minimum dengan total nilai investasi Rp 2,1 triliun ini merupakan proyek Kerja sama Pemerintah Swasta (KPS) yang telah digaungkan sekian lama. (Baca juga: Medco Berpeluang Besar Tetap Jadi Operator Blok Lematang).
Nantinya, Medco menggelontorkan Rp 1,7 triliun untuk menggarap proyek air minum ini, sedangkan sisanya diambil dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Sudah ditetapkan bahwa Medco pemenangnya, baru saja kemarin,” kata Direktur Jenderal Cipta Karya Andreas Suhono di kantornya, Jakarta, Senin, 25 Januari 2016.
Medco memenangkan lelang tersebut setelah menyisihkan dua pesaing lainnya dalam uji prakualifikasi pada 2013. Mereka adalah konsorsium Marubeni Corporation dengan Nipponkoei dan konsorsium Kukdong Engineering Construction dengan PT Brantas Abipraya. Rencananya, SPAM Umbulan memiliki kapasitas air hingga empat ribu liter per detik.
Masuknya Medco ke dalam proyek ini, kata Andreas, diharapkan dapat mengejar target sambungan air minum ke 10 juta rumah. Terutama di wilayah-wilayah yang belum memiliki akses air minum. (Baca pula: Akuisisi Blok Lematang, Pendapatan Medco Bisa Bertambah Rp 375 Miliar).
Pembangunan SPAM ini juga dapat memaksimalkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui kerja sama pemerintah-swatsa. Dia menyebut skema business to business yang ditawarkan biasanya lebih menarik untuk membangun proyek seperti SPAM. “Apalagi utang PDAM sekarang sudah diputihkan,” kata Andreas.
Pengembangan SPAM lain yang diproyeksikan akan dibangun melalui KPS adalah SPAM Bandar Lampung. Sedangkan untuk SPAM Semarang Barat yang dahulu sempat dibatalkan akan segera direalisasikan dengan pola business to business. “Harapan kami, jika tanpa KPS maka PDAM yang diputihkan akan lebih bankable,” katanya.
Langkah Medco masuk bisnis penyediaan air merupakan aksi korporasi perusahaan itu setelah rencana mengejutkan Arifin Panigoro hendak mengambil saham PT Newmont Nusa Tenggara. Mewakili diri pribadi, Arifin menyatakan berminat mengakuisisi 76 persen saham perusahan tambang tersebut senilai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli setelah bertemu dengan Arifin beberapa waktu lalu. (Baca: Dikabarkan Mengakuisisi Newmont, Saham Medco Melejit 25 Persen).
Namun, Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengaku tidak mengetahui dan ikut dalam transaksi tersebut. “Saat ini Medco belum terlibat,” katanya kepada Katadata ketika itu. Dia pun menjamin tidak ada uang sepeser pun yang keluar dari Medco untuk membeli saham NNT. “Kalau tidak terlibat ya tidak ada.”