Shell dan Total Akan Bangun Pembangkit di Negara Berkembang

Maria Yuniar Ardhiati
13 Juni 2016, 10:17
Pembangkit Listrik Muara Tawar, Bekasi
Arief Kamaludin|KATADATA

Dua perusahaan raksasa energi, Royal Dutch Shell dan Total, berancana membangun terminal serta pembangkit di negara-negara berkembang. Langkah bisnis ini untuk menyerap pasokan gas yang sangat melimpah.

“Kami siap memasuki industri hilir untuk membuka jalan terhadap permintaan gas,” kata Presiden Divisi Gas Total, Laurent Vivier, seperti dilansir Reuters, Minggu, 12 Juni 2016. Ia yakin kehadiran perusahaan tersebut dalam industri hilir bisa mendatangkan permintaan baru dan mengurai bottleneck pada rantai pasokan, termasuk regasifikasi, pipa gas serta pembangkit listrik.

Keduanya sudah mengucurkan investasi miliaran dolar untuk membangun pembangkit yang mendukung produksi gas alam caiar atau liquefied natural gas (LNG) di Australia dan Amerika Serikat. (Baca: Shell Hengkang dari 10 Negara untuk Tekan Pengeluaran)

Namun, seiring pertumbuhan permintaan dan turunnya harga, LNG yang dihasilkan oleh mereka akan berlebih. Bahkan, pasokan yang ada sudah melebihi jumlah yang bisa diserap oleh pembeli-pembeli besar seperti Cina dan Jepang.

Oleh karena itu, perusahaan kini melirik peluang industri hilir serta berminat menciptakan pasar baru, mulai dari Pantai Gading hingga ke wilayah terpencil di Indonesia. Caranya adalah dengan membangun pembangkis listrik tenaga gas (PLTG), pipa gas, serta regasifikasi dan terminal penyimpanan.

Total ingin meningkatkan pasar pembangkit listrik dan gasnya hingga tiga kali lipat. Selain itu, perusahaan juga membidik produksi LNG hingga 20 juta ton per tahun dan mendistribusikan 15 juta ton pada tahun 2020. Perusahaan asal Prancis ini juga mengikuti tender infrastruktur LNG, termasuk untuk sejumlah PLTG di beberapa negara, seperti Indonesia, Cina, Pantai Gading, Ghana dan Maroko.

Sementara itu, Shell juga optimistis pasar akan menyerap LNG hingga dua kali lipat. “Kami memprediksi sekitar 50 pasar berbeda di tahun 2030,” kata Chief Financial Officer Shell, Simon Henry. (Baca: Shell PHK Lagi 2.200 Pegawai).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...