Ditopang Investasi, Pendapatan Asuransi Jiwa Melejit 57 Persen
Industri asuransi jiwa pada tahun lalu mencatat pendapatan sebesar Rp 208,9 triliun. Angka itu naik 57,4 persen dari pendapatan pada 2015 yakni Rp 132,71 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengklaim hal ini dilandasi tingkat kesadaran masyarakat akan asuransi yang meningkat. “Jadi masyarakat semakin sadar pentingnya asuransi jiwa,” katanya dalam konferensi pers, Kamis, 16 februari 2017.
Dalam paparannya, Hendrisman mengatakan ada beberapa penopang utama bisnis asuransi jiwa yang meningkat. Salah satunya adalah total premi bisnis baru yang naik 48,7 persen atau menjadi Rp 104,4 triliun pada tahun lalu. Sedangkan total pendapatan premi sendiri naik 29,8 persen menjadi Rp 107,04 triliun pada 2016 lalu.
(Baca juga: Pacu Ekspor, Pemerintah Naikkan Pembiayaan UKM Hingga 52 Persen)
AAJI juga mencatat pertumbuhan besar terjadi pada hasil investasi industri asuransi jiwa yang mencapai Rp 33,9 triliun pada tahun lalu. Angka ini meroket hingga 2.145 persen ketimbang tahun 2015, di mana industri asuransi jiwa mengalami kerugian Rp 1,6 triliun.
Hendrisman menjelaskan alasan dari meroketnya hasil investasi tidak lepas dari positifnya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ini tentunya menopang investasi, terutama dari pasar modal. “Untuk jumlah investasinya naik 25,9 persen jadi Rp 395,9 triliun,” katanya.
Hasil | 2015 | 2016 | Pertumbuhan (%) |
Total Pendapatan | 132,74 triliun | 208,92 triliun | 57,4 |
Total Aset | 360,35 triliun | 435,53 triliun | 20,9 |
Total Klaim | 72,57 triliun | 96,05 triliun | 32,4 |
Total Tertanggung | 54,96 juta orang | 57,28 juta orang | 4,1 |
Jumlah Agen | 512.657 orang | 543.192 orang | 6 |
Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices AAJI Maryoso Sumaryono menjelaskan dari sisi klaim serta manfaat yang dibayar industri asuransi jiwa juga naik 32,4 persen selama setahun. Maryoso menyebut total klaim pada tahun lalu mencapai Rp 96 triliun.
“Untuk klaim nilai tembus porsinya 54,5 persen, lalu ada partial withdrawer denhgan nilai Rp 13,5 triliun. Kalau kesehatan sendiri sebesar Rp 9,2 triliun,” katanya.
(Baca juga: Dipimpin Mantan Bos AXA, Asuransi Baru Bumiputera Ingin Rajai Pasar)
Sementara untuk total pemegang polis, AAJI juga mencatat pertumbuhan 14,3 persen di mana total pemegang polis pada 2016 sebesar 20,9 juta orang. Angka total tertanggung juga dicatat mengalami pertumbuhan yakni sebesar 4, 1 persen menjadi 57,2 juta pemegang polis.
“Sedangkan jumlah tenaga pemasar kita naik 6 persen jadi 543.192 orang pada tahun lalu,” ujar Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu.
Untuk tahun ini, AAJI hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10 sampai 30 persen. Hedrisman beralasan selama 10 tahun terakhir memang pertumbuhan industri asuransi jiwa berkisar dalam rentang pertumbuhan tersebut.
“Hanya beberapa kali beda, seperti 2008 (dan 2016). Tapi tetap target kita seperti biasa,” katanya.
(Baca juga: Sri Mulyani Dorong LPEI Biayai Sektor Manufaktur dan UMKM)