Pertamina EP Uji Coba Alirkan Gas Paku Gajah dan Matindok
PT Pertamina EP belum bisa mengoperasikan secara penuh dua proyek minyak dan gas bumi (migas), yakni Paku Gajah dan Matindok. Salah satu penyebabnya adalah kedua proyek tersebut masih dalam tahap uji coba.
Menurut Public Relation Manager PT Pertamina EP Muhammad Baron, saat ini proyek Paku Gajah masuk dalam proses gas in. Proses ini adalah penyaluran gas ke fasilitas produksi untuk uji kemampuan peralatan. (Baca: Produksi Minyak Pertamina EP Capai 95 Persen Target)
Proses ini akan memakan waktu selama 30 hari. “Terhitung mulai akhir April,” kata dia kepada Katadata, akhir pekan lalu. Awalnya proyek ini ditargetkan bisa beroperasi April 2017.
Proyek pengembangan Paku Gajah dimulai pada 2012. Setahun kemudian yakni 28 Juni 2013, Pertamina EP mendapatkan persetujuan rencana pengembangan wilayah atau Plant of Development (POD) dari pemerintah.
Untuk menggarap proyek Paku Gajah ini, Pertamina EP membutuhkan dana investasi sebesar US$ 139,7 juta atau Rp 1,8 triliun. Sementara proyek ini bisa memproduksi gas sebesar 45 mmscfd serta kondesat 1.100 bph. (Baca: Dua Fasilitas Produksi Pertamina EP Mulai Beroperasi)
Cadangan gas PGDP dari lima struktur yakni Tasim, Prabumenang, Karangdewa, Pagardewa dan Pagardewa Selatan. Cadangan awalnya diperkirakan mencapai 100,46 triliun kaki kubik (BCF). Namun setelah dilakukan monitoring produksi dan perhitungan, ada beberapa struktur yang mengalami kenaikan sehingga total cadangannya menjadi 201,2 BCF.
Selain Paku Gajah, Pertamina EP sebenarnya juga menargetkan proyek Matindok bisa beroperasi April 2017. Namun, menurut Baron, saat ini sebagian gas memang sudah teraliri, tapi belum 100 persen. "Proses tes masih berlangsung dan kami terus monitor," ujar dia. (Baca: Pertamina EP Dapat Tambahan Gas dari Sumur Baru Paku Gajah)
Proyek Matindok ini rencananya baru bisa beroperasi penuh pada bulan ini. Ketika beroperasi, proyek ini bisa menghasilkan gas sebanyak 65 mmscfd.