Pemerintah Gandeng Jerman untuk Kembangkan Kurikulum SMK
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dan Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman Gerd Muller menandatangani kesepakatan kerjasama pengembangan pendidikan vokasi.
”Kerja sama ini dijalin untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, berkeahlian, dan sesuai dengan kebutuhan industri, dan pembangunan nasional,” kata Bambang di kantornya, Jumat (12/5).
Bambang mengatakan, kerja sama tersebut merupakan realisasi dari komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pertemuan di Berlin, April 2016 lalu.
(Baca juga: Pengusaha Jerman Bantu Indonesia Kembangkan Pendidikan Vokasi)
Dalam kesepakatan yang diteken hari ini, Pemerintah Jerman juga berkomitmen untuk turut mengembangkan kurikulum pendidikan vokasi dan pengembangan sistem sertifikasi kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia.
Selain itu, kedua negara akan aktif melibatkan perusahaan swasta dalam mengembangkan pendidikan vokasi di sekolah-sekolah kejuruan. Program ini juga akan difokuskan untuk mendukung sektor industri unggulan daerah.
Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama ini, Pemerintah lndonesia akan mendorong penambahan Jumlah sekolah kejuruan. Sementara, dari sisi kualitas lulusan, pemerintah akan memprioritaskan peningkatan kompetensi guru, serta penyediaan balai latihan yang memadai.
“Pendidikan vokasi sangat penting agar tenaga kerja indonesia dapat memiliki keterampilan yang memenuhi kebutuhan industri," Kata Bambang.
(Baca juga: Pemerintah Kaji Tax Allowance untuk Industri Pendukung Program Vokasi)
Menurut data Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 2016 setidaknya terdapat 13.167 SMK di Indonesia. Sementara jumlah guru kejuruan yang mengajar di sekolah-sekolah itu sebanyak 287.717 orang.
Ada sembilan bidang keahlian favorit di SMK yang diminati siswa, yaitu Teknologi dan Rekayasa (538.713 siswa), Teknologi informasi dan Komunikasi (972.526 siswa), Kesehatan (197.738 siswa), Agribisnis dan Agroteknologi (186.554 siswa), Perikanan dan Kelautan (56.647 siswa), Bisnis dan Manajemen (182.091 Siswa), Pariwisata (286 465 siswa), Seni Rupa dan Kriya (36.396 siswa), dan Seni Pertunjukan (8.258)