Tumbuh 10,4%, Laba Bersih BRI Semester I Capai Rp 13,4 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membukukan kinerja yang cukup positif pada semester I-2017. Laba bersih bank BUMN ini sebesar Rp 13,4 triliun, atau tumbuh 10,4% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 12,1 triliun.
Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh dua digit. Selain itu, BRI juga fokus memperkuat bisnis transaksi perbankan untuk meningkatkan pendapatan Fee Based Income dan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di angka yang aman.
"Kenaikan laba lebih banyak didukung kredit. Ke depan, kami akan terus meningkatkan penyaluran ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan target tahun 2022 sebanyak 80% dari total penyaluran kredit," ujar Suprajarto saat konferensi pers, di Gedung BRI I, Jakarta, Kamis (3/8). (Baca: Kredit Semester I Tumbuh 19%, Laba BTN Melejit 22%)
BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 687,9 triliun pada semester I-2017, lebih tinggi 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 615,5 triliun. Dari total kredit tersebut, sebanyak 74,4% atau Rp 490 triliun disalurkan ke segmen UMKM, baik melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun kredit komersial.
Selain itu, kenaikan laba bersih juga ditopang oleh pendapatan dari transaksi perbankan. Tercatat hingga akhir Juni 2017, Bank BRI memperoleh fee based income (FBI) sebesar Rp 4,9 triliun atau tumbuh 19%. Salah satu penyumbang terbesarnya adalah jasa transaksi e-channel dan kartu debit dengan komposisi sekitar 26 persen dari keseluruhan FBI Bank BRI. Komposisi FBI terhadap total pendapatan pun naik dari 7,7% pada Juni 2016 menjadi 8,6% akhir Juni 2017.
Adapun, pendapatan bunga bersih (NII) naik sebesar 12,4% menjadi Rp 36,3 Triliun. "Sampai akhir tahun, kami targetkan penyaluran kredit bisa tumbuh 12%-14% dan pertumbuhan laba bersih paling tidak sebesar 5%-7%," ujar Suprajarto. (Baca: Pendapatan Tumbuh Melambat, BCA Cetak Laba Rp 10,5 Triliun)
Suprajarto mengklaim pertumbuhan kredit Bank BRI pada semester I-2017 ini cukup berkualitas. Terlihat dari NPL gross yang hanya 2,34%, lebih rendah dibandingkan semester I-2016 sebesar 2,39%. Bahkan, angka ini tercatat lebih kecil dari rata-rata NPL industri perbankan nasional sebesar 3,1 persen per Mei 2017.
Kinerja positif juga terlihat dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat sebesar Rp 768 triliun atau naik 12,3 persen dibanding semester I-2016 sebesar Rp 683,7 triliun. Dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) mendominasi dengan porsi 56,09. Dana giro tumbuh 17,4% menjadi Rp 130,6 triliun dan dana tabungan tumbuh 11,5% menjadi Rp 300,1 triliun. Sedangkan, dana deposito juga tumbuh 11,1% menjadi Rp 337,2 triliun.
"Ke depan, Bank BRI optimistis mampu menjaga kinerja positif dengan tetap berpedoman kepada asas kehati-hatian dan prinsip Good Corporate Governance (GCG)," ujar Suprajarto.