Bunga Acuan Turun, Bankir Tak Bisa Segera Pangkas Bunga Kredit
Perbankan menekankan kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuan alias BI 7 Days Repo Rate tak akan seketika menurunkan bunga kredit. Sebab, bank masih perlu mengkaji dulu kondisi keuangannya.
"Kami akan lihat ke dalam dulu (kalau mau menurunkan bunga kredit atau deposito). Enggak bisa seketika. Itu menjadi pertimbangan kami," ujar Direktur Bisnis Konsumer PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Anggoro Eko Cahyo di Jakarta, Rabu (23/8).
Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk memangkas bunga acuan 0,25% ke level 4,5% pada Selasa (22/8). Langkah tersebut diharapkan bisa membuat bunga kredit lebih murah ke depan sehingga meningkatkan permintaan kredit. Sebab, penyaluran kredit bank tercatat masih lemah hingga Juni lalu. Pertumbuhannya hanya 7,8% secara tahunan (year on year), bahkan kurang dari 3% jika dihitung sejak awal tahun (year to date). (Baca juga: Kredit Lemah, Bank Didorong Keluarkan Dana Rp 500 T dari Bank Sentral)
Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi mengatakan bank pasti akan menyesuaikan bunga kredit. "Kami akan transmisikan itu (penurunan suku bunga acuan). Saya rasa semua bank juga akan begitu," ujarnya. Namun, ia menekankan, untuk meningkatkan permintaan kredit tidak hanya dibutuhkan penurunan bunga.
Maka itu, ia pun mendorong BI untuk memperlonggar kebijakan makroprudensial lainnya, misalnya kebijakan Loan to Value (LTV) yang terkait uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), ataupun Giro Wajib Minimum (GWM). Jika tidak ada kebijakan susulan dari BI, ia merasa tidak akan efektif mendorong permintaan kredit. (Baca juga: BI Godok Aturan Uang Muka Rumah dan Kendaraan Sesuai Wilayah)
"Sebetulnya perlu ada pelonggaran-pelonggaran lainnya untuk mendorong pertumbuhan kredit, kalau tidak nanti kurang cepat efeknya. Misalnya, GWM atau katakan pelonggaran LTV. Juga bila dimungkinkan adalah Loan to Deposit Ratio (Rasio Kredit terhadap Simpanan) untuk dorong penyaluran kredit lebih mudah," kata dia.
Tahun ini, Bank DKI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 9% secara tahunan, sedangkan BNI mematok penyaluran kredit tumbuh di kisaran 15-17%. Adapun BI memprediksi, pertumbuhan kredit industri perbankan hanya akan berkisar 8-10% tahun ini, lebih rendah dari prediksi awal 11-12%.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyampaikan, penurunan BI 7 Days Repo Rate sebesar 1,5% tahun lalu sudah berhasil ditransmisikan ke bunga perbankan. Saat ini, bunga kredit sudah turun 1,1%, sedangkan bunga deposito sudah turun 1,45%.