Investor Singapura Akan Ikut Danai Proyek LRT Jabodebek
Pendanaan proyek kereta listrik cepat atau light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) tahap I berubah. Rencananya, investor asal Singapura akan menyetorkan modal sebesar Rp 2 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rencananya pendanaan tersebut akan dimasukkan ke dalam penyertaan modal melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI).
"Ya ke konsorsium itu (PT KAI). Dengan itu nanti penyertaan modal dari bank lokal akan turun," kata Luhut, Senin (28/8).
(Baca: Pemerintah Targetkan 70% Pendanaan LRT Jabodebek dari Swasta)
Sebelumnya, beberapa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ditugaskan untuk membiayai proyek senilai Rp 18-19 triliun. Dengan masuknya investor Singapura, porsi pendanaan dari ketiga bank tersebut hanya menjadi Rp 16-17 triliun.
Luhut menuturkan, pembahasan mengenai pembangunan proyek LRT hingga saat ini masih terus dilakukan. Menurut Luhut, masih ada beberapa peraturan pendukung yang harus disiapkan agar proyek ini berjalan lancar.
"Ini kan pertama kali bikin LRT, jadi peraturan-peraturan pendukungnya itu banyak yang belum ada, jadi mesti dibuat supaya semua lancar," ujar Luhut.
(Baca: Lewat Debat Panjang, KAI Gaet Suntikan Modal Negara Rp 2 T Buat LRT)
Sementara itu, Direktur PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan pencairan pendanaan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) saat ini tengah dalam proses. Secara total, pendanaan KAI melalui PMN sebesar Rp 7,6 triliun.
Besaran itu terdiri atas Rp 2 triliun realokasi PMN 2015 terkait kereta api Trans Sumatera, Rp 2 triliun tahun ini, dan Rp 3,6 triliun di 2018. Selain itu, pemberian subsidi Rp 15 triliun selama 12 tahun.
"Pencairan sedang dalam proses. Sekarang sedang digarap, tapi intinya kita tunggu nanti untuk penyelesaian secara administrasi," kata Edi.
(Baca: Dirut Mandiri: Kepastian Pendanaan Proyek LRT Baru dari Bank BUMN)
Dia pun berharap penyertaan modal dari perbankan akan cair Novemer 2017 mendatang. Hal ini dimaksudkan agar PT KAI dapat terus melanjutkan proyek LRT. "Diharapkan November bank-bank siap memberikan pinjaman untuk melanjutkan proyek," ujar Edi.
Adapun, total biaya yang dibutuhkan untuk proyek LRT Jabodebek sebesar Rp 26,7 triliun. Angka tersebut berasal dari pembangunan pra-sarana sebesar Rp 21,7 triliun ditambah sarana Rp 5 triliun. PT KAI dalam hal ini bertindak sebagai investor.