Kemenhub: Proyek Strategis Bandara Sebatik Jadi Pangkalan TNI AU
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang bandara akan dijadikan pangkalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara. Proyek tersebut adalah pembangunan bandara baru di pulau Sebatik, Kalimantan Utara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan keputusan ini merupakan hasil dari rapat terbatas (ratas) yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Perubahan peruntukkan ini lantaran wilayah tersebut merupakan daerah perbatasan yang rawan infiltrasi.
"Selain itu untuk logistik sudah ada bandara Nunukan yang ada di sisi luar Kalimantan Utara," kata Agus saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (7/9).
Terkait perubahan fungsi proyek ini, Kementerian Perhubungan akan berkomunikasi dengan TNI AU dan Kementerian Pertahanan. Tujuannya agar Kemenhan juga dapat membangun airstrip atau landasan pacu untuk kebutuhan pendaratan pesawat pengangkut.
Bandara Sebatik masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017. Proyek Bandara Sebatik menjadi salah satu dari tiga proyek pembangunan bandara baru, selain Bandara Kertajati dan Bandara Internasional di Yogyakarta.
Agus mengatakan untuk proyek bandara lainnya masih relatif berjala sesuai rencana. Beberapa di antaranya adalah Bandara Kertajati di Jawa Barat yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun depan. (Baca: Bandara Kertajati Terus Dikebut, Pembebasan Lahan Capai 53%)
Menteri Perhubungan Budi Karya sempat menyatakan proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka akan selesai tepat waktu. Proyek yang terletak sekitar 68 kilometer dari Bandung ini akan selesai pada kuartal I-2018. "Tahun depan akan selesai," ujar Budi beberapa hari lalu.
Selain Kertajati, ada juga pembangunan Bandara Kulonprogo (Yogyakarta) dan pengembangan Bandara Ahmad Yani (Semarang) yang sama-sama ditargetkan selesai pada 2019. Begitu pula dengan revitalisasi empat bandara lainnya di beberapa wilayah di Indonesia, yakni di Ternate, Palangkaraya, Lampung serta Banjarmasin. Alasan revitalisasi bandara ini dilakukan karena perekonomian di wilayah tersebut yang sedang tumbuh saat ini.
Selain menggarap Proyek Strategis Nasional, Agus menambahkan Kemenhub berfokus kepada penambahan pergerakan pesawat di bandara besar. Salah satu contohnya adalah Bandara Soekarno Hatta yang pada tahun depan bisa melayani pergerakan 86 pesawat per jam, dari 81 pesawat pada tahun ini. "Kapasitas bandara Djuanda (Surabaya) juga dari 30 persawat per jam, menjadi 35 pesawat per jam pada tahun depan.
(Baca: Menteri Susi Usulkan Pembangunan Bandara Internasional di Sumbawa)
Agus juga memberitahukan bahwa Kemenhub memberikan waktu enam bulan kepada operator bandara Silangit (Sumatera Utara) agar mencari maskapai yang melayani rute internasional untuk masuk. Ini dilakukan agar kejadian seperti bandara Internasional H. A. S. Hanandjoeddin (Belitung) tidak terjadi.
"Kami tidak ingin seperti Belitung yang 10 bulan diberi status (internasional) belum dapat rute dari luar negeri," kata Agus.