Ada Political Framing Isu Tenaga Kerja Cina

Miftah Ardhian
Oleh Miftah Ardhian - Pingit Aria
8 Januari 2017, 01:15
Hanif Dakhiri
Arief Kamaludin | Katadata

Isu serbuan tenaga kerja asing, khususnya asal Cina, semestinya bukan lagi masalah baru bagiMenteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri. Sejak menjabat sebagai menteri pada Oktober 2014, dia mencatat isu panas tersebut sudah muncul tiga kali.

Namun, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini merasa isu sekarang yang paling besar karena bertahan lama dan semakin mengganggu persatuan bangsa. Apalagi, isu yang beredar terutama di media sosial tersebut, sangat jauh dari kenyataan.

"Ada political framing mengenai isu tenaga kerja Cina ini," kata Hanif dalam wawancara khusus dengan Tim Katadata: Miftah Ardhian, Pingit Aria, Yura Syahrul, dan fotografer Arief Kamaludin serta videografer Donang Wahyu, di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Rabu (4/1) malam lalu. Berikut petikan wawancara selama lebih satu jam tersebut:

Mengapa isu mengenai tenaga kerja asing, khususnya Cina, selalu muncul?

Memang benar kalau menyebut isu tenaga kerja asing ini seolah berkelanjutan. Ini kali ketiga, yang pertama pada bulan Februari 2015, April 2016, dan Desember 2016.

Jadi, sepertinya ada political framing mengenai isu ini. Saya mau menyampaikan, tenaga kerja asing di Indonesia itu ada, tenaga kerja Cina di indonesia itu ada, tenaga kerja asing yang ilegal juga ada. Tetapi dari segi jumlah, itu masih sangat kecil dan masih sangat terkendali.

Jumlah tenaga kerja asing keseluruhan 74 ribuan dari berbagai negara (per Novemeber 2016). Dulu waktu 2011 tenaga kerja asing sampai 77 ribu, tidak ada yang ribut tuh. Sekarang, 74 ribu, kok orang ribut?

Mengapa isu kali ini paling besar sampai Presiden Joko Widodo turut mengklarifikasinya?

Dari segi isu ini cukup besar karena digoreng terus. Yang pertama itu kan sekitar 50 pemberitaan, sekarang bisa sampai 150 pemberitaan per bulan.

Kami lakukan analisis juga, kelihatan betul isu ini diolah. Mulai dari distorsi informasi, wisatawan asing dianggap tenaga kerja asing, ada cerita-cerita personal yang diviralkan, angkanya dimanipulasi ada 10 juta lah (pekerja Cina). Itu kan tidak masuk akal. Makanya kami minta agar hati-hati betul mencermati isu yang berkembang di media sosial. Ini kan zamannya hoax.

Apakah Presiden pernah membahas langsung isu ini kepada Anda?

Secara spesifik tidak, tapi kalau kita di rapat kabinet kan ada laporannya, datanya. Beliau kan dari awal memang sudah aware dengan isu tenaga kerja asing ini. Ada pemberitaan 10 juta, ya Beliau kasih penegasan kalau itu tidak benar.

Anda merasa isu ini sengaja digoreng untuk menggoyang jabatan Anda terkait kabar adanya reshuffle kabinet…

Posisi saya? Oh kalau soal itu saya tidak mikir. Kalau posisi saya kan saya serahkan ke Pak Presiden dan ke Tuhan.

Mengapa saat ini lapangan kerja terbatas karena perlambatan ekonomi, tapi tenaga kerja asing terus bertambah?

Tidak fair jika dikontraskan dengan itu. Misalnya, jika dibandingkan pengangguran, ini kan mengingkari fakta. Angka kemiskinan kita turun dari 11,1 persen menjadi 10,8 persen. Ketimpangan sosial (gini rasio) juga menurun dari 0,41 menjadi 0,39. Lalu, pengangguran kita berkurang dari 6,18 menjadi 5,61 persen. Ini angka pengangguran terendah sejak kita reformasi.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...