Pasar Senen, Pasar Tua Peninggalan Belanda yang Berusia Hampir 3 Abad
Program pembangunan tersebut kemudian diikuti dengan pembangunan pasar Inpres dan Terminal Senen. Kemudian pada tahun 1990 untuk melengkapi Proyek Senen dibangun pula superblok modern, Atrium Senen.
Pasar Senen Hasil Kebijakan Ekonomi Belanda
Pasar Senen yang dibangun oleh tuan tanah asal Belanda, Justinus Vinck pada tahun 1733. Pasar ini merupakan hasil kebijakan pemerintah VOC yang memberi keleluasaan bagi para tuan tanah untuk membangun pasar.
Saat itu pasar harus beroperasi pada hari-hari tertentu. Justinus Vinck mendirikan pasar dengan nama Vincke Passer yang buka setiap hari Senin. Namun karena beroperasi hanya di hari Senin, Vincke Passer justru lebih populer disebut Pasar Senen.
Pasar ini menjadi pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli menggunakan alat tukar uang.
Vincke membangun pasar sebagai fasilitas jual beli di pinggiran kota Weltevreden, saat ini disebut Gambir. Kota Weltevreden sendiri merupakan hasil pembangunan Gubernur Jenderal VOC, Deandels. Vincke kemudian membangun pula Pasar Tanah Abang dan membuat jalan penghubung dari Weltevreden ke dua pasar tersebut.
Jalan penghubung itu kini dikenal dengan nama Jalan Kebon Sirih.
Tahun 1735, Pasar Senen diambil alih Gubernur Hindia Belanda, Van der Parra. Di era ini Pasar Senen mulai beroperasi hingga hari Jumat, hingga akhirnya berangsur buka setiap hari. Aktivitas jual beli di Pasar Senen menarik banyak pedagang Tionghoa untuk menjajal peruntungan.
Saking banyaknya pedagang keturunan Tionghoa berdagang di Pasar Senen, beberapa tempat di sana juga diambil dari nama-nama saudagar Tionghoa, misalnya Kelurahan Kwitang yang diambil dari nama Kwee Tang Kiam, seorang tuan tanah penjual obat dan ahli bela diri kuntao.