Profil Agus Harimurti Yudhoyono, Ujung Tombak Partai Demokrat

Ghina Aulia
26 September 2022, 12:52
Profil Agus Harimurti Yudhoyono
instagram/agusyudhoyono
Ilustrasi, Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat.

Profil Agus Harimurti Yudhono merupakan topik yang menarik dibahas dalam belantikan politik Indonesia. Bukan saja karena ia menjadi penerus sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun karena ia merupakan salah satu tokoh yang mewakili kaum muda Indonesia di kancah politik.

Agus Harimurti Yudhono, atau yang akrab dipanggil AHY, merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, yang merupakan partai pengusung ayahnya, SBY, hingga menjadi Presiden ke-6 Republik Indonesia.

Meski ayahnya seorang petinggi partai politik, AHY tidak langsung terjun ke politik. Sama seperti ayahnya, ia juga berkarir di militer, tepatnya di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Diketahui juga bahwa dirinya sudah menikah dengan wanita bernama Annisa Larasati Pohan pada 2005. Pasangan ini dikaruniai satu orang anak perempuan, yang bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono.

Berikut ini adalah ulasan mengenai profil Agus Harimurti Yudhono, mulai dari masa kecil hingga perkenalan dan kiprahnya di dunia politik Indonesia.

Masa Kecil dan Cita-cita Menjadi Tentara

Tak lengkap rasanya jika mengulas mengenai profil Agus Harimurti Yudhono tanpa menilik masa kecilnya, dan perkenalan dirinya dengan dunia kemiliteran.

Agus Harimurti Yudhono lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 10 Agustus 1978, saat ayahnya memangku jabatan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad.

Diketahui bahwa AHY menghabiskan masa kecilnya dengan mengikuti sang ayah bertugas. Mengingat SBY kerap kali berpindah tempat tugas, demikian juga dengan AHY, serta Ibunya.

AHY sempat mengenyam pendidikan di Timor Timur ketika ayahnya mengemban tugas pada 1984 hingga 1988. Setelah itu, AHY mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kuntum Wijaya Kusuma, Jakarta Timur. Setelah itu, mengikuti sang ayah, ia melanjutkan sekolah di David J. Brewer School, di Kansas, Amerika Serikat (AS).

Pada 1991, AHY menempuh pendidikan sekolah menengah pertama di SMP 5 Bandung. Hanya sebentar, ia kembali pindah ke SMP 20 Jakarta Timur, dan menyelesaikan jenjang pendidikan SMP di sini.

Usai menempuh pendidikan SMP, ia melanjutkan pendidikan menengah di SMA Taruna Nusantara, Magelang pada 1994. Selama pendidikannya, AHY dikenal sebagai murid yang aktif berorganisasi. Pada 1997, AHY meraih Garuda Trisakti Tarunatama Emas, predikat sebagai lulusan terbaik.

Besar di keluarga yang kental akan nuansa kemiliteran, membuat AHY mengikuti jejak sang ayah untuk terjun di dunia ini. Tak hanya sang ayah, kedua kakeknya juga bergelut di dunia militer. Kakek dari pihak ayahnya, adalah R. Soekotjo, yang merupakan pejuang kemerdekaan.

Sementara, dari pihak ibu, kakeknya adalah Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo, yang memiliki peran yang sangat besar dalam penumpasan pemberontakan Gerakan 30 September dalam posisinya sebagai panglima Resimen Pasukan Khusus Angkatan Darat (RPKAD).

Karena cita-cita menjadi tentara, selepas lulus dari SMA Taruna Nusantara, AHY langsung melanjutkan ke Akademi Militer (AKMIL) pada 1997. Selama tahun pertama dan kedua di AKMIL, ia meraih Tri Sakti Wiratama, yang merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kolektif dalam akademik, pendidikan jasmani dan kepribadian.

Prestasi ini membuat AHY dipilih sebagai Komandan Resimen Korps Taruna pada tahun 1999. AHY kemudian lulus AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih Bintang Adi Makayasa pada Desember 2000.

Karir Militer Semakin Melejit hingga Menjadi Perwira Pasukan Perdamaian PBB

Setelah lulus dari AKMIL, AHY mengikuti Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel pada tahun 2001. Ia kemudian bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada 2002, AHY yang merupakan perwira Brigif Linud 17 Kostrad, menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, yang ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.

Selesai memimpin pasukan khusus dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh, pada November 2006 AHY mengemban tugas sebagai perwira seksi operasi kontingen Garuda XXIII-A, untuk menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Libanon Selatan. Tugas ini ia emban ketika Israel dan Hizbullah terlibat dalam perang selama 34 hari.

Kontingen ini merupakan kontingen pertama Indonesia yang dikirim untuk misi perdamaian PBB di Libanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL). Sebagai perwira dalam jajaran UNIFIL, ia menginisiasi program mengurangi dampak trauma perang untuk anak-anak.

Terkait inisiatif ini, AHY diberi penghargaan Army Service Distinction Medal dari pimpinan Angkatan Bersenjata Libanon.

Seiring dengan bertambahnya pengalaman di lapangan, AHY mendapat promosi sebagai Komandan Kompi Yonif Linud 305/Tengkorak pada 2007. Pada tahun tersebut, AHY juga mengikuti kursus Scuba Divers TNI Angkatan Laut hingga 2008.

Tak hanya dihiasi prestasi kemiliteran, profil Agus Harimurti Yudhoyono juga dihiasi oleh kontribusinya dalam pencanangan fondasi pendidikan pertahanan dan keamanan Indonesia.

Ini ditunjukkan dengan permintaan Prof. Dr. Juwono Sudarsono selaku Menteri Pertahanan kepada dirinya, untuk bergabung dalam tim pendirian Universitas Pertahanan Indonesia.

Pendidikan kemiliteran AHY tak berhenti sampai di sini. Ia diketahui terus mengasah kemampuannya, dengan melanjutkan pendidikan di US Army Maneuver Captain Career Course, Fort Benning, AS pada 2011 dan menjadi lulusan terbaik.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...