Mengenal Ciri-ciri Panic Attack, Penyebab, dan Pengobatannya
Serangan panik atau panic attack adalah episode dari rasa takut yang amat sangat dan memicu reaksi fisik tertentu. Serangan semacam ini dapat membuat seseorang merasa panik tanpa ada alasan jelas.
Serangan panik dapat berlangsung selama beberapa menit hingga setengah jam. Panic attack berbeda dengan panik ketika ketinggalan benda tertentu, seperti dompet atau telepon seluler.
Ciri-ciri Panic Attack
Dikutip dari website alodokter.com, saat mengalami serangan panik, seseorang bisa benar-benar merasa ketakutan seolah nyawa sedang terancam dan dihadapkan pada bahaya.
Meski sebenarnya tidak sedang terjadi apapun yang membahayakan nyawa. Kemudian, hal ini membuat orang tersebut merasa kehilangan kontrol diri hingga akhirnya berpotensi menyebabkan serangan jantung atau bahkan meninggal.
Sebenarnya, tidak sedikit yang pernah mengalami serangan panik, khususnya saat sedang dalam kondisi tertekan dan stres. Namun, setelah kondisi yang menyebabkan stres berakhir, serangan panik ini pun tidak pernah terjadi kembali.
Meski secara umum serangan panik bukan gangguan mental yang membahayakan nyawa, kondisi ini bisa terasa menakutkan bagi orang yang mengalaminya. Belum lagi, kondisi ini bisa memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Seseorang yang mengalami panic attack bisa saja menyadari ataupun tidak menyadari serangan panik yang sedang dialami. Untuk itulah pentingnya mempelajari ciri-ciri panic attack, agar dapat bersiap jika sewaktu-waktu merasakan serangan panik tersebut.
1. Datang Tiba-tiba
Serangan panik seringkali muncul secara tiba-tiba. Ketika mengalaminya, pikiran dan perasaan akan terasa semakin tersudut. Adapun secara fisik, Anda dapat mengalami beberapa gejala seperti menggigil, maupun merasakan timbulnya sensasi panas dan keringat berlebih.
2. Seringkali Datang Tanpa Pemicu
Berbeda dengan rasa panik normal di mana kemunculannya karena perihal situasi atau kondisi tertentu, serangan panik seringkali datang tanpa pemicu yang jelas. Bahkan, panic attack juga bisa menyerang seseorang yang sedang dalam kondisi rileks atau tidur. Ciri yang seringkali menyertai kemunculan serangan panik tanpa pemicu ini di antaranya adalah rasa takut ekstrem, kehilangan kendali, dan adanya dorongan untuk melarikan diri dari situasi tersebut.
3. Menyerupai Serangan Jantung
Ciri panic attack lainnya adalah gejalanya yang menyerupai serangan jantung. Ketika mengalaminya, seseorang mungkin saja merasakan rasa takut akan kematian. Untuk durasinya sendiri, gejala yang timbul ini dapat berlangsung hingga 5 sampai 10 menit, dan dapat muncul beberapa kali dalam beberapa jam, bisa juga setiap hari maupun seminggu sekali.
Selain ketiga poin di atas, beberapa gejala fisik dari panic attack yang bisa muncul adalah sebagai berikut:
- Nyeri pada bagian dada
- Perasaan seperti tercekik atau tersedak
- Tubuh terasa menggigil
- Mual dan muntah
- Mulut terasa kering
- Kesulitan bernapas
- Jantung berdebar kencang
- Tubuh berkeringat cukup ekstrem
- Tangan atau kaki mengalami mati rasa atau kesemutan
Penyebab Panic Attack
Saat seseorang mengalami serangan panik, otak memerintahkan sistem saraf untuk merespons dengan melawan atau menghindar (fight or flight). Tubuh kemudian akan menghasilkan zat kimia, seperti adrenalin, yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi napas, dan aliran darah ke otot.
Serangan panik akan muncul saat tubuh mempersiapkan respons untuk melawan atau menghindar meski tidak ada situasi yang genting atau berbahaya. Seseorang bahkan dapat mengalami kondisi ini dalam situasi yang tidak terduga, misalnya ketika sedang menonton televisi atau tertidur.
Belum diketahui secara pasti penyebab dari serangan panik. Namun, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, di antaranya:
- Stres berkelanjutan, yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak zat kimia pemicu stres, seperti adrenalin
- Trauma atau pengalaman yang membuat diri sangat tertekan
- Pengendalian amarah yang buruk sehingga lebih rentan mengalami stres
- Perubahan suasana secara tiba-tiba maupun mengalami sensory overload, misalnya masuk ke lingkungan yang ramai dan penuh sesak
- Masalah kehidupan, misalnya perceraian atau masalah keuangan
- Faktor genetik atau riwayat serangan panik dalam keluarga
- Perubahan tertentu pada fungsi di beberapa bagian otak
- Konsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh, secara berlebihan
- Aktivitas fisik yang terlalu berat
Pengobatan Panic Attack
Pengobatan yang dilakukan pada serangan panik bertujuan untuk mengurangi intensitas dan frekuensinya, agar kualitas hidup penderita dapat membaik. Pada saat mengalami serangan panik, penderita dapat melakukan penanganan mandiri untuk meredakan gejala yang dialami, yaitu dengan:
- Mengatur pernapasan dengan menghirup dan mengembuskan napas secara perlahan
- Menghentakkan kaki untuk membantu mengatur proses bernapas
- Memfokuskan panca indra, misalnya dengan makan permen atau memeluk bantal
- Melakukan teknik grounding, yaitu dengan fokus menghindari ingatan atau pikiran negatif, misalnya dengan berhitung, memperhatikan lingkungan sekitar, atau memikirkan hal yang menenangkan.
Sedangkan penanganan medis serangan panik bisa dengan pemberian obat, psikoterapi, atau kombinasi keduanya, tergantung pada kondisi dan tingkat keparahan yang dialami pasien.
Meski bukan kondisi yang berbahaya, serangan panik tergolong cukup sulit diatasi secara mandiri dan bisa berpotensi untuk bertambah parah jika tidak ditangani. Oleh karena itu, pemeriksaan sangat dianjurkan untuk memastikan kondisi yang dialami.