Contoh Pantun Pembuka dan Penutup Pidato untuk Mencairkan Suasana
Pantun pembuka dan penutup pidato terkadang diperlukan agar pidato yang disampaikan lebih diingat oleh penonton. Pantun cocok digunakan saat menyampailan pidato yang berat agar para penonton tetap bisa memahaminya dengan santai.
Pantun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V, diartikan sebagai bentuk puisi Indonesia (Melayu) yang setiap baitnya terdiri dari 4 baris bersajak (a-b-a-b). Setiap larik dalam sebuah pantun terdiri atas empat terdiri atas empat kata. Baris pertama dan kedua dikenal sebagai sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi.
Pengertian Pantun Menurut Para Ahli
Sebelum masuk ke contoh pantun pembuka dan penutup pidato lucu, ketahui sejumlah pengertian pantun terlebih dahulu. Berikut pengertian pantun menurut para ahli melansir dari Gramedia.com:
1. Surana (2010:31)
Surana menyatakan pantun sebagai sebuah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat laring berirama silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua dikategorikan sebagai sampiran atau bagian objektif. Sampiran merupakan hal apa saja yang bisa diambil sebagai sebuah kiasan.
2. Edi dan Parika (2008:89)
Pantun adalah puisi lama yang telah lama dikenal luas dalam beragam bahasa di nusantara. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan sedangkan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan.
3. Sunarti (2005:11)
Pantun menurut Sunarti diartikan sebagai puisi lama yang memiliki keindahan tersendiri dari segi bahasa. Salah satu ciri keindahan bahasa dalam pantun ditandai dengan rima a-b-a-b.
4. Fang (1993:95)
Pantun pertama kali muncul dalam sejarah melayu dan ada beberapa hikayat yang melegenda. Pantun berasal dari kata parik dalam bahasa Jawa. Parik artinya pari atau peribahasa dalam bahasa melayu. Sementara di India pantun serupa umpama atau seloka.
Contoh Pantun Pembuka dan Penutup Pidato
Kumpulan contoh pantun pembuka dan penutup pidato ini bisa Anda jadikan sebagai referensi agar bisa mencairkan suasana, berikut contoh lengkapnya bisa dimasukan ke teks pidato:
Contoh Pantun Pembuka Pidato
Sebenarnya membuka pidato dengan pantun merupakan hal yang sudah berlangsung lama. Salah satu tujuannya ialah untuk mencairkan suasana dan menarik perhatian pendengarnya, Beriku contoh pantun untuk membuka pidato:
Contoh 1:
Setelah itu membeli kain
Dengan senang hati saya ucapkan
Selamat datang para hadirin
Contoh 2:
Ada kumbang mencari makan
Terbang kemari di tepi kali
Selamat datang kami ucapkan
Semoga diiring restu ilahi
Contoh 3:
Indah bermalam di taman bintang
Berarak di celah pohon ara
Pemanis kalam selamat datang
Awali bismillah untuk membuka acara
Contoh 4:
Pagi-pagi making gado-gado
Di jalanan ada galian
Sebelum memulai pidato
Izinkan saya menyapa hadirin sekalian
Contoh 5:
Air mata jatuh berderai
Ketika menonton drama Korea
Sebelum acara dimulai
Mari serentak mengucapkan doa
Contoh 6:
Anak gembala menggiring sapi
Sapi yang lelah mukanya pucat
Pada kesempatan berbahagia ini
Izinkan saya sampaikan amanat
Contoh 7:
Ada kabut di atas Merapi
Sungguh indah gunung Rinjani
Sebelum kita mulai pidato ini
Izinkan saya menyapa hadirin di sini
Contoh 8:
Mengambil tepung dalam adonan
Malam hari memakan roti
Ibu, Bapak dan teman sekalian
Izinkan saya memulai pidato ini
Contoh Pantun Penutup Pidato
Pantun pembuka dan penutup pidato sebaiknya digunakan jika momen dan temanya pas atau sesuai. Jika kurang cocok sebaiknya tidak disertakan, misalnya pidato saat Hari Raya Idul Fitri, itu tidak perlu menyertakan pantun. Berikut contoh pantun untuk menutup pidato:
Contoh 1:
Membawa pinangan ke penghulu
Tidak lupa membawa roti
Maaf jika saya malu-malu
Di depan ada pujaan hati
Contoh 2:
Enak rasanya ikan tuna
Apalagi pakai cabe pedas
Cukup sekian pidato saya
Karena materinya sudah kandas
Contoh 3:
Tidur nyenyak di atas ranjang
Ditemani istri tersayang
Pidato saya memang panjang
Tidak apa, asal menyenangkan
Contoh 4:
Bertengkar tidak ada guna
Menang jadi abu, kalah jadi arang
Jangan malu untuk bertanya
Saya tidak memakan orang
Contoh 5:
Pagi-pagi harum melati
Sarapan pagi makan kemangi
Pidato saya cukup di sini
Jika rindu harap hubungi
Contoh 6:
Libur sekolah ke cikini
Di perjalanan makan kuaci
Pidato saya sampai di sini
Lain waktu kita sambung lagi
Contoh 7:
Sore hari membeli obat batuk
Pulangnya bertemu Si manis
Teman-teman sudah mengantuk
Tenang saja, pidatonya sudah habis
Contoh 8:
Ke pulau sberang membawa barang
Pulangnya mencari ragi
Jika pidato saya kurang panjang
Silahkan undang lagi
Contoh 9:
Mencari kayu pergi ke hutan
Ada anak berlari-lari
Hanya itu yang bisa saya sampaikan
Karena saya pun sudah lelah berdiri
Kumpulan pantun pembuka dan penutup pidato ini bisa Anda jadikan sebagai referensi agar suasana tidak tegang. Pesan yang disampaikan juga bisa diterima secara santai oleh pendengarnya. Namun perlu digaris bawahi, menyertakan pantun sebelum atau sesudah pidato perlu disesuaikan dengan tema acara.