Memahami Contoh Hadas Besar dan Cara Menyucikannya
Istilah hadas dan najis kerap djumpai bila sedang membahas konsep thaharah atau bersuci dalam agama Islam. Kedua istilah ini memiliki persamaan yaitu menjadi penghalang atau penyebab tidak bisa dilakukannya ibadah seperti sholat dan ibadah lainnya yang harus dilakukan dalam keadaan suci.
Hadas sendiri memilki pengertian sebagai sesuatu yang tidak secara maknawi atau tidak terlihat oleh mata. Dalam islam, hadas terbagi menjadi dua jenis, yaitu hadas kecil dan besar.
Pada artikel ini, akan dibahas mengenai hadas besar termasuk contoh dan cara menyucikannya. Berikut ulasannya di bawah ini.
Hadas Besar
Secara definisi, hadas besar adalah segala sesuatu atau kondisi yang menyebabkan seseorang harus bersuci dengan mandi wajib
1. Contoh Hadas Besar
Hal-hal yang termasuk ke dalam hadas besar adalah
- Selesai menjalani masa haid. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda kepada Fatimah binti Abi Hubaisy: “Apabila datang haid, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haid itu, hendaklah engkau mandi dan shalat.” (HR Bukhari).
- Selesai menjalani masa nifas. Darah nifas biasanya beriringan dengan darah wiladah atau darah yang keluar saat perempuan melahirkan. Setelah itu, terus keluar darah nifas sekitar 40 hari.
- Keluar air mani, baik disebabkan karena mimpi basah atau sebab lain.
Dalam sebuah hadis dari Ummi Salamah dijelaskan, sesungguhnya Ummu Sulaim telah bertanya kepada Rasulullah SAW. Dia berkata: ”Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu mengatakan hak. Adakah wajib mandi atas perempuan apabila bermimpi?” beliau menjawab: “Ya, apabila ia melihat air (keluar mani).” (HR Bukhari).
- Hubungan suami istri (Jima'), baik yang keluar mani atau pun tidak. Sebagaimana sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
إذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ وَمَسَّ الْخِتَانُ الْخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ وَإِنْ لَمْ يُنْزِل
Artinya: "Bila seorang lelaki duduk di antara empat potongan tubuh wanita (dua tangan dan dua kaki) dan tempat khitan (laki-laki) bertemu tempat khitan (wanita) maka sungguh wajib mandi meskipun tidak keluar mani," (HR Muslim).
- Meninggal dunia. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi sebagai berikut,
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ فِي الذِي سَقَطَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَمَاتَ: ( اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ, وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda tentang orang yang meninggal karena terjatuh dari kendaraannya, mandikanlah dengan air dan bidara dan kafanilah dua kainnya," (HR Bukhari dan Muslim).
2. Cara Menyucikannya
Cara menyucikan diri dari hadas besar yaitu dengan melakukan mandi wajib atau ghusl. Caraya yaitu dengan mengalirkan air ke seluruh tubuh dari atas kepala sampai ujung kaki, dan diawali membaca niat.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhal lilaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardu karena Allah ta'ala."
Cara mandi junub atau mandi wajib adalah:
- Niat mandi wajib,
- Membasuh kedua tangan sampai pergelangan tangan,
- Membasuh kemaluan dengan tangan kiri,
- Melakukan wudhu sama seperti gerakan wudhu ketika shalat,
- Memasukkan jari-jari yang telah dibasahi air ke pangkal rambut,
- Menyiram kepala sebanyak 3 kali, dan diteruskan seperti biasa biasa,
- Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.'
Hadas Kecil
Selain hadas besar, terdapat pula jenis hadas lainnya yaitu hadas kecil yang merupakan segala suatu peristiwa atau kejadian yang menyebabkan seseorang harus bersuci dengan berwudhu atau tayamum.
1. Contoh Hadas Kecil
Hal-hal yang termasuk ke dalam hadas kecil adalah:
- Keluar sesuatu dari dua lubang yaitu qubul dan dubur, misalnya, buang air besar dan buang air kecil.
- Bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dan kulit perempuan yang sudah baligh dan bukan mahramnya
- Menyentuh kemaluan, baik kemaluan sendiri maupun kemaluan orang lain dengan telapak tangan atau jari. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai hal ini,
وَعَنْ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ } أَخْرَجَهُ الْخَمْسَةُ ، وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ ، وَقَالَ الْبُخَارِيُّ : هُوَ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي هَذَا الْبَابِ
Halaman Selanjutnya