Apa itu Subjektif? Ketahui Definisi dan Contoh Kalimat Subjektif
Pertanyaan terkait apa itu subjektif kerap dilontarkan. Pada dasarnya, subjektif identik dengan opini, bukan fakta sehingga membuat topik yang dibahas tidak valid. Untuk mengetahui suatu tulisan merupakan opini, Anda bisa memilih mana yang merupakan dugaan dan mana yang berdasarkan pada bukti nyata.
Sikap objektif dan subjektif menjadi hal yang perlu dipahami dalam kehidupan sosial. Tidak ada batasan yang jelas dari penilaian secara subjektif dan objektif. Suatu kalimat bisa diketahui subjektif jika menggunakan kata “menurut saya”, “sepertinya”, “umumnya”, “biasanya” dan lainnya.
Apa itu Subjektif Menurut Para Ahli?
Pengertian kalimat subjektif yang terdapat pada beberapa sumber literatur umumnya seragam, yaitu kalimat yang berisi pandangan seseorang atau pendapat pribadi. Colin Dictionary misalnya, mengartikan kalimat subjektif sebagai kata sifat yang didasarkan pada perasaan pribadi dan pendapat daripada fakta.
Kemudian, Cambridge Dictionary mendefinisikan kalimat subjektif sebagai suatu pernyataan yang dipengaruhi oleh keyakinan dan perasaan pribadi, bukan fakta. Sementara, menurut Oxford Dictionary, kalimat subjektif adalah sesuatu yang didasarkan pada pendapat sendiri. Subjektif artinya gagasan, pengalaman atau perasaan yang ada di dalam pikiran seseorang.
Definisi yang tercantum dalam Cambridge Dictionary tersebut, disederhanakan oleh BSM Impact, yang mengartikan kalimat subjektif sebagai sebuah pernyataan yang dipengaruhi oleh selera, perasaan atau opini pribadi seseorang.
Jika dilihat dari definisi yang telah disebutkan pada beberapa sumber literatur tersebut, kalimat subjektif tergolong mudah diidentifikasi. Asalkan, kita memahami ciri-cirinya.
Ciri-ciri Kalimat Subjektif
Kalimat subjektif mengacu pada pandangan atau tulisan seseorang yang dinyatakan sebenar-benarnya. Berikut ciri-ciri kalimat subjektif:
1. Tidak Mengacu pada Fakta
Kalimat subjektif tidak bersifat formal dan tidak disertai dengan fakta. Kalimat subjektif tidak bisa digunakan dalam karya ilmiah atau sidang. Kalimat subjektif juga tidak bisa digunakan dalam tulisan pengetahuan seperti sejarah.
2. Berdasarkan pada Asumsi
Kalimat subjektif didasari pada asumsi. Sesuatu bisa memiliki nilai positif atau negatif bergantung pada asumsi seseorang.
3. Perasaan Pribadi
Pembicaraan yang didasari dengan perasaan pribadi bisa mengacu pada suatu pembicaraan negatif. Kondisi ini membuat sesuatu tidak konsisten karena emosi manusia dijadikan sebagai tolak ukur.