Niat Puasa Asyura Beserta Dalil dan Tata Caranya
Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang paling dimuliakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan ibadah. Salah satu ibadah yang bisa dilakukan adalah puasa Asyura yang dikerjakan pada hari kesepuluh Muharram.
Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 M (1444 H-1445 H) yang dikeluarkan Kementerian Agama, puasa asyura 2023 jatuh pada Jumat, 28 Juli 2023.
Sama seperti puasa sunnah lainnya, umat Muslim harus membaca niat terlebih dahulu agar ibadah puasanya diterima. Lantas, seperti apa niat puasa asyura? Simak ulasan singkat berikut ini.
Dalil Puasa Asyura
Seperti penjelasan diatas, puasa Asyura biasanya dilaksanakan pada setiap tanggal 10 bulan Muharram. Adapun Pelaksanaannya sendiri didasarkan pada hadis Nabi Muhammad saw berikut ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r. a., ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam.” (HR Muslim).
Kemudian dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah menjelaskan keutamaan puasa Asyura sebagai berikut.
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Qatadah r. a.: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim)
Niat Puasa Asyura
Ketika hendak melaksanakan ibadah sunah puasa Asyura, umat Muslim dapat melafalkan niat sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."
Niat puasa Asyuran sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum terbitnya fajar tanggal 10 Muharram. Namun mengingat puasa Asyura adalah puasa sunah, maka umat Muslim bisa membaca niatnya pada pagi harinya jika terlupa.
Namun hal tersebut boleh dilakukan dengan ketentuan tidak dan belum mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berhubungan seksual.
Penjelasan ini juga ada dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, berikut bunyi hadisnya:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ
Artinya, “Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut.” (HR. Muslim).
Tata Cara Puasa Asyura
Tata cara puasa Asyura sama dengan puasa lainnya kecuali niat yang dipanjatkan. Berikut tata cara puasa yang bisa diamalkan:
1. Membaca Niat
Setiap ibadah yang dilakukan sebagai umat muslim harus selalu diawali dengan niat karena Allah. Dalam mengucapkan niat puasa, seorang muslim bisa membacanya dalam hati ataupun mengucapkannya secara lirih.
2. Sahur
Sama seperti puasa wajib di bulan Ramadhan, dalam menjalankan puasa sunnah juga disarankan untuk melaksanakan sahur.
Hukum sahur adalah sunah dimana apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala namun jika tidak dilakukan maka tidak apa-apa. Puasa tetap sah meskipun tanpa sahur.
3. Menahan Diri dari Nafsu
Saat puasa, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan adalah hal yang wajib dilakukan. Misalnya, dilarang makan, minum, marah, mabuk dan lain sebagainya sebelum waktu buka puasa.
4. Berbuka Puasa
Seperti puasa wajib dan sunnah lainnya, puasa sunah Asyura juga diakhiri dengan berbuka puasa. Salah satu sunnah dalam berbuka adalah menyegerakannya saat sudah memasuki waktu berbuka.
Bacaan Doa Buka Puasa Asyura 10 Muharram
Bacaan doa buka puasa Asyura 10 Muharram sama sekali tidak berbeda dengan ketika umat Muslim berbuka puasa di bulan Ramadhan maupun puasa sunnah lainnya.
Dikutip dari laman NU Online, berikut sejumlah versi doa buka puasa yang dapat diamalkan:
1. Doa Buka Puasa Asyura 10 Muharram Berdasarkan Riwayat Mu'adz bin Zuhrah
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu
Artinya : "Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."
2. Doa Buka Puasa Asyura 10 Muharram Berdasarkan Riwayat Sahabat Abdullah bin 'Umar
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah
Artinya : "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insya Allah."
3. Doa Buka Puasa Asyura 10 Muharram Berdasarkan Kitab Fathul Mu'in
Di dalam Kitab Fathul Mu'in juz 2 halaman 279 dijelaskan bahwa ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa sesuai dengan lafal doa dalam hadits riwayat Mu'adz bin Zuhrah.
Sementara lafal doa dalam hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar ditambahkan ketika seseorang berbuka dengan menggunakan air. Berikut penjelasannya:
وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ - مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ -: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى
"Disunahkan membaca doa setelah selesai berbuka 'Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika aftharthu' dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa, 'Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah'."
4. Doa Buka Puasa Asyura 10 Muharram Berdasarkan Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna
آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu
Artinya : "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."