Kasus Aktif Covid-19 Tembus 200 Ribu, yang Dirawat di RS Kurang 10%
Pemerintah mencatat tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit nasional hingga Senin (7/2) pukul 17.00 WIB masih terkendali meski kasus aktif Covid-19 melonjak hingga mencapai 206.361. Pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 20.439 atau 9,9% dari total kasus aktif.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi mengetakan, jumlah pasien yang dirawat ini mencapai 24,77% dari total 82.521 tempat perawatan intensif dan isolasi Covid-19 yang tersedia. Adapun tempat tidur isolasi yang terpakai mencapai 19.331 dari 74.420 yang tersedia, sedangkan tempat tidur ICU isolasi yang terpakai mencapai 1.108 dari total 8.101 yang tersedia.
“Sebagian besar pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit merupakan tanpa gejala atau gejala ringan," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi dalam siaran pers, Senin (7/2).
Berdasarkan kebijakan yang telah diatur pemerintah melalui Surat Edaran Menkes HK. 02.01/MENKES/18/2022, menurut dia, semua rumah sakit nantinya hanya akan menangani pasien gejala sedang hingga berat yang memerlukan perawatan intensif
Berdasarkan data Satgas Covid-19 pada Senin (7/2), terdapat 26.121 kasus baru, 8.577 kasus sembuh, dan 82 kematian sehingga kini total terdapat 206.361 kasus aktif.
Siti Nadia menjelaskan, pemerintah mendorong pasien bergejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri atau terpusat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi beban tenaga kesehatan dan rumah sakit hingga 70%.
Menurut dia, strategi mempercepat alih fungsi rumah sakit bagi pasien sedang dan berat ini merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi beban infrastruktur dan tenaga kesehatan. Selain infrastruktur layanan kesehatan, tenaga kesehatan juga menjadi salah satu poin krusial dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Perlu untuk menjaga tenaga kesehatan agar minim terpapar Covid-19 sehingga pelayanan bisa maksimal. Dengan meningkatnya pasien tanpa gejala dan gejala ringan yang dirawat di rumah sakit, menambah peluang tenaga kesehatan kita terpapar dan kelelahan,” ujarnya.
Strategi ini, menurut dia, penting dilakukan agar masyarakat yang terpapar Covid-19 dan memiliki gejala sedang hingga kritis, serta membutuhkan layanan intensif dari rumah sakit, termasuk terapi oksigen dapat tertangani. Meski jumlah pasien di rumah sakit saat ini terkendali, Siti Nadia menekankan, pemerintah akan terus mempersiapkan ketahanan layanan kesehatan di masa lonjakan kasus Covid-19.
Adapun saat ini pemerintah telah mengaktifkan kembali layanan telemedisin, satgas ketersediaan oksigen, obat-obatan, serta mempersiapkan isolasi-isolasi terpusat yang sebelumnya berhasil mengendalikan gelombang Covid-19 Juli-Agustus 2021.
“Kami juga menghimbau agar masyarakat turut mencegah penyebaran dengan memperketat protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi. Ini juga akan melindungi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan yang memiliki komorbid yang paling berisiko dirawat intensif saat terinfeksi virus Covid-19,” tutup dr. Nadia.