Kronologi Perkembangan Kasus Brigadir J dan Andil Ferdy Sambo

Agustiyanti
7 Agustus 2022, 14:21
ferdy sambo, brigadir J, kronologi kasus brigadir J
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo tiba untuk menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol. Ferdy Sambo masih menimbulkan tanda tanya besar. Ferdy Sambo akhirnya dibawa ke Mako Brimob dan ditempatkan di Provost pada Sabtu (6/8) untuk melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran kode etik dalam pelaksanaan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Berdasarkan keterangan polisi, Brigadir J yang merupakan ajudan Sambo tewas usai terlibat baku tembak dengan ajudan Irjen Ferdy lainnya, Bharada E. Aksi saling tembak ini terjadi karena Brigadir J diduga melecehkan istri Sambo berinisial PC, yang sedang beristirahat di kamarnya. Namun, keluarga meragukan keterangan polisi tersebut. 

Advertisement

Berikut kronologi perkembangan kasus kematian Brigadir J:

  • Konferensi Pers Kepolisian 

Polisi menggelar konferensi pers pada Senin (11/7) atas insiden penembakan yang terjadi di rumah Ferdy Sambo, tiga hari sebelumnya pada Jumat (8/7). Polisi saat itu menjelaskan, peristiwa baku tembak terjadi pada pukul 17.00 WIB itu dipicu peristiwa pelecehan yang dialami istri Kadivpropam oleh Brigadir J yang merupakan sopir istri Kadivpropam.

Menurut Polisi, kejadian diawali Brigadir J yang masuk ke dalam kamar pribadi Kadiv Propam dan menodongkan senjata ke istri Ferdy. Sang istri lalu berteriak dan direspons oleh Bharada E dengan turun dengan maksud bertanya. Namun, Brigadir J meletuskan tembakan yang kemudian menyebabkan terjadi baku tembak antara keduanya. 

Dari hasil pemeriksaan saksi dan alat bukti, ditemukan tujuh proyektil yang keluar dari senjata api milik Brigadir J dan lima dari Bharada E. Brigadir J tewas dengan tujuh luka tembak termasuk luka sayatan. Polisi menjelaskan sayatan tersebut berasal dari serpihan proyektil peluru yang mengenai tubuhnya.

Polisi pun kemudian melakukan penahanan terhadap Bharada E. Saat kejadian, terdapat dua saksi lainnya yang berada di rumah tersebut, sedangkan Kadiv Propam Irjen Ferdy sedang berada di luar rumah untuk keperluan tes PCR.

  • Kecurigaan Keluarga Hingga CCTV Rusak 

Keluarga Brigadir J menyangsikan keterangan polisi terkait insiden baku tembak di rumah Ferdy Sambo.  Ada beberapa kejanggalan yang disebutkan keluarga. Salah satunya, keluarga menemukan luka-luka sayatan hingga jari Brigadir J yang putus selain luka tembakan. 

Menurut pihak keluarga, ada luka sayatan pada tubuh jenazah Brigadir J di mata, hidung, bibir, leher, dan kaki.  Selain itu, keluarga menyebut Brigadir J adalah penembak jitu sehingga menyangsikan pernyataan polisi yang menyebutkan bahwa brigadir J meletuskan tujuh tembakan tanpa melukai Bharada E. 

Keluarga juga mempertanyakan CCTV yang disebut polisi tak berfungsi sejak dua pekan sebelum kejadian. 

Namun demikian, Ketua RT di lokasi kejadian Seni Sukarto mengaku mendapat laporan dari salah satu petugas keamanan Kompleks Polri Duren Tiga bahwa polisi sempat mengganti CCTV di sekitar rumah Irjen Ferdy Sambo saat insiden baku tembak antar dua ajudannya. Rumah Seni berjarak sekitar 100 meter dari kediaman Ferdy. 

  • Kapolri Membentuk Tim Khusus

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus penembakan di rumah Ferdy Sambo.  Tim terdiri dari unsur internal dan eksternal kepolisian.

Dari pihak internal, anggota tim adalah Inspektur Pengawasan umum, Kabareskrim, Asisten Kapolri Bidang SDM, Provos, hingga Pengamanan Internal (Paminal) Polri. Sedangkan unsur eksternal terdiri dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

  • Tangisan Ferdy Sambo

Beredar video berdurasi 24 detik yang memperlihatkan Ferdy Sambo menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Momen ini terjadi ketika Fadil Imran sengaja menyambangi Irjen Ferdy Sambo di Mabes Polri pada Rabu (13/7).

Fadil Imran mengatakan pelukan itu bentuk dukungan dirinya terhadap Ferdy Sambo atas kasus baku tembak sesama polisi yang menyebabkan Brigadir J tewas di lokasi kejadian. Ferdy Sambo merupakan lulusan Akademi Kepolisian Angkatan 1994 dan adik angkatan dari Fadil yang lulusan Akpol 1991.

  • Intimidasi Jurnalis

Jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik mendapat intimidasi oleh salah seorang polisi saat meliput kasus penembakan Brigadir J di sekitar rumah dinas Sambo pada Kamis (14/7). Oknum tersebut sempat menyita telepon tenggam dan menghapus rekaman wawancara kedua jurnalis dengan petugas kebersihan yang berlokasi di sekitar TKP. 

Kepolisian telah meminta maaf atas kejadian tersebut dan telah memberikan sanksi internal terhadap polisi yang melakukan intimidasi. Menurut kepolisian, polisi tersebut sedang menjalankan tugasnya melakukan pengamanan terstruktur terkait kasus tersebut. 

  • Kecurigaan Senjata Bharada E

Muncul kecurigaan terkait senjata yang digunakan Bharada E. Pengamat mempertanyakan pistol laras pendek jenis Glock 17 yang dipakai Bharada E untuk menembak Brigadir J. Pistol ini seharusnya tak dibekali untuk polisi tingkat tamtama seperti Bharada E. 

Penggunaan senjata jenis Glock 17 menjadi salah satu yang didalami oleh tim khusus bentukan Kapolri.

  • Komnas HAM menemui keluarga Brigadir J

Komnas HAM pada 17 Juli menyatakan telah menemui keluarga Brihadir J mendapatkan informasi terkait baku tembak di rumah Sambo. Lembaga ini mendapatkan banyak keterangan, foto, dan video dari pihak keluarga. Komnas HAM juga memperoleh informasi dari keluarga adanya peretasan pada telepon seluler milik Brigadir J.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement