Rishi Sunak Jadi PM Inggris Pertama Berdarah Asia dan Terkaya
Rishi Sunak akan menjadi perdana menteri Inggris berikutnya menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri pada Kamis (20/10). Ia akan menjadi pemimpin berdarah Asia pertama sekaligus perdana menteri ketiga dalam kurun waktu dua bulan terakhir di negara yang tengah berjuang dengan inflasi tinggi tersebut.
Mengutip Wall Street Journal, Sunak secara resmi akan memasuki Downing Street setelah dua saingannya, yakni mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan mantan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt mengundurkan diri. Pria keturunan India ini akan dilantik secara resmi sebagai perdana menteri oleh Raja Charles pada Selasa (25/10).
Terpilihnya Sunak sebagai perdana menteri Inggris ini akan menjadi momen bersejarah. Pria berusia 42 tahun itu tak hanya menjadi orang berdarah Asia pertama di Inggris, tetapi juga orang Hindu pertama yang memimpin negara itu. Dia juga akan menjadi perdana menteri termuda sejak Robert Banks Jenkinson, Earl of Liverpool pada 1812 dan terkaya dalam sejarah Inggris.
Mengutip The Guardian, kekayaan Sunak mencapai 730 juta poundsterling atau dua kali lipat kekayaan Raaja Charless III dan Ratu Camilla yang diperkirakan mencapai 330-350 juta poundsterling.
Sunak menggantikan Truss yang menjadi perdana menteri tersingkat dalam sejarah Inggris yang gagal dengan program ekonomi andalannya. Kebijakan ekonomi pertama Truss berupa rencana pemangkasan pajak justru menciptakan kegaduhan di pasar keuangan Inggris. Itu menyebabkan poundsterling anjlok ke rekor terendah dan Bank of England harus turun tangan untuk menstabilkan surat utang pemerintah Inggris.
Kesuksesan mantan menteri keuangan Inggris yang sebelumnya mengkritik kebijakan Truss ini akan ditentukan oleh seberapa baik dia mengelola ekonomi terbesar keempat dunia ini. Perekonomian Inggris kini sedang menghadapi masa sulit akibat inflasi tinggi dan reesesi.
Sebagai perdana menteri, Sunak diperkirakan akan mempertahankan Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt yang baru dilantik, menandakan kesinambungan setelah gejolak di pemerintahan Inggris dalam beberapa bulan terakhir.
Meski demikian, banyak yang mempertanyakan kemampuannya untuk menyatukan kembali Partai Konservatif yang terpecah. Banyak anggota parlemen yang menganggap Sunak bersalah atas kejatuhan Boris Johnson, yang digulingkan dari jabatannya dalam skandal pelecehan seksual tiga bulan lalu.
Mantan analis Goldman Sachs ini juga mendapatkan kritik terkait status pajak sang istri. Banyak pula yang masih meragukan kemampuannya untuk mengatasi krisis biaya hidup yang kini terjadi di negara tersebut.