Siasat Startup Logistik Cegah Penyebaran Corona saat Pengiriman Barang

Cindy Mutia Annur
23 Maret 2020, 16:31
startup, pandemi corona, virus corona, pencegahan virus corona, logistik, pengiriman barang, covid-19
J&T Express
Ilustrasi. J&T Ekspress dan sejumlah startup logistik lainnya telah menerapkan sejumlah protokol untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sejumlah startup logistik mencatat kenaikan pengiriman barang hingga mencapai 80% sejak wabah virus corona merebak di Indonesia. Perusahaan seperti Paxel, J&T, Prahu Hub, Ninja Xpress, Gojek hingga Grab pun telah menyiapkan strategi guna  mencegah penularan Covid-19 dari pengiriman barang.

COO Paxel Zaldy Ilham Masita menjelaskan perusahaan mencatatkan kenaikan pengiriman makanan dan bahan makanan segar hingga mencapai 80% dalam 10 hari terakhir. Mayoritas kliennya merupakan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM serta pedagang di pasar. Selain itu, terdapat pula e-commerce.

"Kurir kami dilengkapi masker dan sarung tangan kain sehingga bisa dicuci kembali, serta hand sanitizer. Selain itu, semua lokasi operasional kami juga dibersihkan dengan disfektan setiap hari," ujar Zaldy kepada Katadata.co.id, Senin (23/3). 

Ia mengeluhkan pihaknya mengalami kesulitan mendapatkan alat pelindung diri dengan jumlah banyak dan harga yang terjangkau. Padahal, alat pelindung diri menjadi barang yang langka padahal dibutuhkan setiap hari agar tim kurir bisa membantu para UMKM tetap bisa berjualan.

(Baca: Pasien Positif Virus Corona di RI Bertambah Lagi jadi 579 Orang)

Senada dengan Paxel, CEO J&T Ekspress Robin Lo mengatakan bahwa perusahaan juga mencatat ada kenaikan pengiriman barang  sejak wabah virus corona merebak. Namun, kenaikannya tak terlalu signifikan. Adapun saat ini, 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan  berasal dari e-commerce

Robin menjelaskan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus corona melalui barang kiriman. 

"Kami mewajibkan seluruh karyawan terutama  kurir untuk menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan terutama sesering mungkin sebelum pengantaran paket. Selain itu, kami juga menginstruksikan untuk menyemprotkan disinfektan pada seluruh cabang dan setiap paket yang dikirimkan," kata Robin. 

Berbeda dengan Paxel dan J&T, CEO Prahu Hub Benny Sukamto mengatakan terjadi penurunan pengiriman barang sejak wabah virus corona merebak. Meski demikian, perusahaan menilai bahwa dampak penurunan itu belum terlalu signifikan.

"Namun kami percaya bahwa seiring dengan waktu, kebutuhan mendasar tetap akan ada, dan masyarakat akan melirik cara kerja tanpa perlu meninggalkan rumah, di sanalah peluang kami akan semakin besar," ujar Benny kepada Katadata.co.id, Senin (23/3).

(Baca: Infomasi dan Layanan Aplikasi Kesehatan Kian Dicari Imbas Corona)

Prahu juga menerapkan langkah serupa Paxel dan J&T dalam pencegahan penyebaran virus corona melalui pengiriman barang. 

Sementara layanan pengiriman barang dan makanan milik Gojek dan Grab memiliki strategi lain untuk mencegah penyebaran virus corona.

Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo mengatakan, perusahaan telah membangun layanan tanpa kontak fisik langsung atau contactless delivery untuk perlindungan mitra driver dan pelanggan Go-food dan Go-send

"Kami menyediakan opsi teks pesan cepat pada fitur chat. Hal ini kami lakukan agar semua pihak, termasuk mitra driver kami, dapat terminimalisasi dari kemungkinan penularan," ujar Hans melalui siaran pers, Minggu (22/3).

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, perusahaan telah memiliki layanan pemesanan tanpa kontak. "Pelanggan GrabFood dan GrabExpress dapat mengikuti panduan Pemesanan Tanpa Kontak yang tersedia dalam aplikasi atau dengan mengikuti tiga langkah mudah," ujar Neneng dalam unggahan di situsnya.

 (Baca: Permintaan Refund dan Reschedule di Traveloka Naik Dratis Efek Corona)

Tiga langkah itu di antaranya yakni menginformasikan mitra driver untuk meletakkan pesanan di luar pintu atau lokasi tertentu, seperti resepsionis gedung. Selanjutnya mitra driver akan memberitahu pelanggan saat mereka telah tiba di lokasi pengantaran, meletakkan pesanan di tempat yang telah ditentukan, dan menunggu pelanggan untuk mengambil pesanan di mana mereka akan berdiri setidaknya 2 meter dari pesanan tersebut.

Terakhir, perusahaan menyarankan pelanggan untuk memilih pembayaran nontunai. Jika penggunaan uang tunai tidak dapat dihindari, pelanggan dapat meletakkan uang tersebut di dalam amplop dan menaruhnya di tempat pesanan yang telah ditentukan sebelumnya.

Senada dengan Gojek dan Grab, layanan pengantaran barang Ninja Xpress juga melakukan hal yang sama yakni dengan mendorong social distancing antara kurir pengantar dan penerima barang. Perusahaan juga telah memberikan edukasi mengenai pencegahan penularan virus melalui setiap station pengiriman barang.

“Kami berupaya agar pengiriman barang dari transaksi jual beli online tidak terganggu dengan adanya pandemi ini dan kami berharap agar isu ini dapat segera teratasi dan berlalu.” ujar Country Head Ninja Xpress Indonesia Ignasius Eric Saputra

Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...